Bisnis.com, JAKARTA - Sembari menunggu realisasi stimulus untuk sektor jalan tol, Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) terus memantau dampak penerapan PSBB di beberapa daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
"Kami juga masih memantau dampak penerapan PSBB di beberapa daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi," ujar Sekjen ATI Krist Ade Sudiyono kepada Bisnis, Rabu (15/4/2020).
Dia mengatakan secara umum trafik rata rata harian beberapa ruas tol turun 40 persen sampai dengan 60 persen dibandingkan dengan rata rata harian pada 2019.
Penurunan terjadi setelah diumumkannya pandemi Covid-19 dan kampanye kerja dari rumah atau work from home (WFH) dan social distancing. Kondisi terparah dengan penurunan hampir 60 persen terutama terjadi setelah diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.
"Oleh sebab itu, kami sangat menunggu stimulus yang menurut info sedang diinisasi oleh Kementerian PUPR. Kami akan sangat senang untuk mendiskusikan dan menindaklanjutinya," ujarnya.
Krist mengatakan dampak Covid-19 terasa, baik di tol belum beroperasi, baru resmi beroperasi yang belum bertarif, maupun jalan tol yang sudah beroperasi.
Baca Juga
Sebelumnya, ATI juga mengusulkan beberapa stimulus yang dibutuhkan oleh sektor jalan tol di tengah pandemi Covid-19. Krist Ade mengatakan ada dua permohonan dukungan pemerintah bagi industri infrastruktur dan sektor jalan tol untuk mengatasi shortfall akibat dampak Covid-19 yaitu dukungan stimulus arus kas dan dukungan kebijakan fiskal.
Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) M. Agus Setiawan mengatakan pihaknya masih menunggu perkembangan terkait dengan penyesuaian tarif dan dampaknya serta stimulus di sektor jalan tol. "Belum ada perkembangan," katanya.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan stimulus yang akan diberikan di sektor jalan tol terdampak Covid-19 masih dalam tahap diskusikan.
Salah satu opsi stimulus tersebut yaitu relaksasi pembayaran kewajiban Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) kepada bank di saat kondisi keuangan sulit karena Covid-19. Pasalnya, penurunan trafik membuat pendapatan jalan tol berkurang sekitar 60 persen sehingga kemampuan BUJT membayar juga berkurang.
“Ada beberapa dampaknya yang masih kami diskusikan. Itu [ada] relaksasi tapi belum kami proses, masih didiskusikan,” ujarnya.