Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mengungkapkan lalu lintas harian rata-rata jalan tol turun tajam sejak pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta.
Sekretaris Jenderal ATI Krist Ade Sudiyono mengatakan secara umum, kondisi trafik rata rata harian beberapa ruas tol turun antara 40 persen sampai dengan 60 persen dibandingkan rata-rata harian tahun lalu atau pada 2019.
Dia mengatakan penurunan ini terjadi terutama setelah diumumkannya pandemi Covid-19 dengan dikampanyekan kebijakan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah dan social distancing oleh pemerintah.
"Kondisi terparah, turun hampir 60 persen, terutama terjadi setelah diberlakukannya kebijakan PSBB di DKI Jakarta. Kami masih memonitor dampak diberlakukannya PSBB di beberapa daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi," jelasnya kepada Bisnis, Senin (13/4/2020).
Krist Ade menambahkan terkait mekanisme operasional yang diterapkan dengan adanya PSBB, secara umum pihak ATI mengikuti ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
"Menghimbau pengguna jalan untuk melakulan social distancing saat berkendaraan, dan sesuai ketentuan tidak ada penutupan jalan tol selama PSBB ini," katanya.
Baca Juga
Dia menambahkan pengaturan ini dilakukan oleh instansi terkait seperti pihak Kementerian Perhubungan dan Kepolisian.
"Kami operator jalan tol adalah pihak pendukung, yang operasionalnya di lapangan dikoordinasikan oleh Kementerian PUPR," katanya.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan pihaknya masih melakukan diskusi terkait dampak yang dialami oleh sektor jalan tol termasuk terhadap Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR).
“[Adanya covid-19] LHR turun sekitar 40 persen-60 persen dari hari-hari normalnya, ini mempengaruhi penghasilan BUJT,” ujar Basuki.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit mengungkapkan bahwa tren penurunan trafik tol sudah terjadi sejak penerapan kebijakan bekerja dari rumah pada Maret 2020.
Pada pekan ketiga Maret, BPJT mencatat secara keseluruhan penurunan terjadi sekitar 20 persen-25 persen. Kemudian pada pekan keempat Maret, BPJT mencatat penurunan LHR sekitar 40 persen-50 persen.
Tidak hanya itu, pada periode yang sama yaitu Maret 2020, tempat istirahat atau rest area juga mengalami penurunan pengunjung dan omzet sebesar 50 persen-80 persen.