Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah proyek yang melibatkan investor dari China, seperti Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung dan Investasi Pabrik Bahan Baku Baterai Lithium hampir dipastikan mundur dari target.
"Berapa lama ditunda kita tak tahu. Ini kepentingan kita. Targetnya 2022 kita bisa produksi lithium baterei, tapi dengan adanya Covid-19 bisa mundur 2023 atau 2024. Ini sayang sekali sih," ujar Luhut B. Panjaitan, Menko Bidang Energi dan Maritim, dalam konferensi pers, Selasa (14/4/2020).
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan Indonesia dan China. Proyek ini sempat dihentika sementara oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak 2 Maret 2020.
Akan tetapi, dalam perkembangan berikutnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah dapat kembali dilanjutkan.
"Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah berjalan lagi setelah sempat dihentikan. Sekarang sudah berjalan seperti biasa," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi, Adita Irawati saat telekonferensi bersama awak media di Jakarta, Jumat 20 Maret 2020.
Kendati, Adita belum dapat memastikan dampak pandemi virus corona terhadap proyek yang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan Indonesia dan China.
Sementara itu, pembangunan industri baterai lithium akan dilakukan di dua kawasan, yakni di Weda Bay, Halmahera, Maluku dan di Morowali, Sulawesi Tengah. Keduanya punya kemampuan memproduksi bahan baku baterai lithium generasi kedua nikel kobalt yang bisa dipakai kendaraan listrik. Indonesia sejak awal menargetkan produksi baterai kendaraan listrik pada 2022.