Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan bahwa program padat karya akan dibagi dalam 11 pekerjaan atau program dengan total nilai Rp10,2 triliun.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan program padat karya tunai di Kementerian PUPR bertujuan untuk mendistribusikan dana pembangunan ke desa.
"Total semua ada Rp10 triliun, ada program irigasi kecil di 10.000 lokasi, program rumah swadaya, program sanitasi dan air minum berbasis masyarakat, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan," ujar Basuki dalam Konferensi Pers di Graha BNPB yang juga disiarkan secara virtual, Senin (13/4/2020).
Adapun, rincian program padat karya tunai dengan nilai total Rp10,22 triliun dari Kementerian PUPR terdiri dari 11 program yaitu program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di 10.000 lokasi dengan anggaran Rp2,25 triliun.
Kemudian, di bidang perumahan terdapat program peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 208.000 unit dengan anggaran Rp4,35 triliun. Selain itu, program pembangunan baru rumah swadaya 12.000 unit dengan anggaran Rp459 miliar.
"Program rumah swadaya, baik itu bangun baru maupun yang ditingkatkan kualitasnya, jadi rumah tidak layak huni ditingkatkan masing-masing rumah mendapatkan sekitar Rp17,5 juta sampai Rp25 juta sesuai dengan tingkat ketidaklayakannya," jelasnya.
Baca Juga
Selanjutnya, program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di 4.771 desa dengan anggaran Rp1,12 triliun dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di 1.028 lokasi dengan anggaran Rp391 miliar
Kemudian, penataan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di 364 kelurahan dengan anggaran Rp382 miliar
"Untuk program Kotaku, daerah perkotaan juga ada swakelola untuk meremajakan daerah perkotaan jadi daerah kumuh kita remajakan atau perbaiki drainase, air bersih," katanya.
Selanjutnya, program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Pisew) di 900 kecamatan dengan anggaran Rp540 miliar
Program pemeliharaan rutin jalan 47.017 kilometer dengan anggaran senilai Rp518 miliar dan pemeliharaan rutin jembatan 496 kilometer senilai Rp110 miliar.
"Pemeliharaan jalan, seperti marka jalan, pembersihan rumput jalan di sepanjang jalan median, itu swakelola bisa dikerjakan secara padat karya," katanya.
Selain itu, terdapat program pembuatan akuifer buatan simpanan air hujan (ABSAH) di 94 lokasi dengan anggaran Rp38 miliar dan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di 106 lokasi senilai Rp63 miliar.
"Total semua ada Rp10 triliun, termasuk kita juga akan beli karet-karet rakyat yang sekarang sedang turun harganya. Untuk kita beli campuran aspal karet, kita siapkan Rp100 miliar," ujarnya.
Basuki menjelaskan bahwa pihaknya akan langsung membeli karet ke koperasi di kawasan penghasil karet, seperti Pontianak, Kalimantan Barat, Sumsel, Lampung, Jambi, kita akan beli karet rakyat. Selain itu, Kementerian PUPR juga akan membeli rosin sebagai campuran untuk cat dalam membuat marka jalan.