Bisnis.com, JAKARTA — Importasi sejumlah komoditas pangan yang dipasok dari India berpotensi terganggu seiring berlakunya kebijakan lockdown yang diterapkan negara tersebut untuk menangkal penyebaran virus corona selama 21 hari sejak Selasa (24/3/2020).
Sebagaimana dilaporkan Bloomberg pada Rabu (25/3/2020), pemerintah India menginformasikan pada operator pelabuhan bahwa kebijakan lockdown juga berlaku pada kegiatan pengapalan. Hal ini pun membuat pelaku usaha kebingungan menentukan aktivitas perdagangan apa yang akan dilanjutkan.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat menyebut situasi ini semakin menambah ketidakpastian pasokan 550.000 ton gula yang rencananya akan diimpor untuk menjaga pasokan sampai Juli mendatang. Jika tak datang tepat waktu, gula ini berpotensi membanjiri pasar dalam negeri dan memicu penurunan harga tebu saat musim giling yang dimulai pada Juni mendatang.
"Yang perlu dipastikan, 550.000 ton ini kapan masuknya, apakah angkutannya tersedia, negaranya mana saja? Kalau tidak jelas time table-nya akan sulit dan pasokan yang berlimpah ketika musim giling bisa memicu penurunan harga," kata Budi kepada Bisnis, Kamis (26/3/2020).
Sejauh ini importasi untuk 550.000 ton gula mentah memang belum memperlihatkan titik terang. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagagan Suhanto mengatakan, realisasi impor dalam waktu dekat hanya mencakup volume sebesar 216.000 ton dan bakal ada pasokan tambahan sebesar 250.000 ton yang berasal dari pabrik gula rafinasi.
Tak jauh berbeda dengan gula, importasi daging kerbau asal India dalam rangka stabilisasi harga pun berpotensi terkendala. Sejauh ini, pemerintah menyatakan bakal menugaskan Perum Bulog mengimpor sebanyak 100.000 ton dan 70.000 ton tambahan untuk BUMN lainnya.
Baca Juga
Salah satu pihak yang mendapat penugasan impor ini adalah PT Berdikari.
Plt Direktur Utama Berdikari Oksan Panggabean membenarkan bahwa pihaknya mendapat tugas untuk mengimpor 50.000 ton daging kerbau asal India dan 20.000 ton daging sapi asal Brasil. Kendati demikian, dia menyatakan perusahaan belum menerima surat izin dari Kementerian BUMN untuk realisasi pemasukan.
Berkaitan dengan potensi hambatan pengiriman dari India yang memberlakukan kebijakan lockdown, Oksan menyatakan pihaknya pun telah berdiskusi dengan pemasok soal situasi ini.
"Benar ada lockdown, kami sedang diskusi dengan pemasok di India mengenai situasi ini," kata dia.
Meski demikian, Oksan memperkirakan pasokan daging sapi dari Brasil tidak akan terganggu. Dia menyebutkan rumah pemotongan hewan di negara tersebut masih beroperasi normal.
"Dari Brasil bisa cepat masuk jika izin sudah keluar," tambahnya.