Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa alokasi impor gula untuk konsumsi bakal ditambah untuk memastikan pasokan sampai Juni mendatang.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi terbaru, tambahan alokasi diperkirakan akan bertambah 550.000 ton.
"Impor gula akan kita ditambah 550.000 ton dan akan masuk bertahap," katanya, Jumat (13/3/2020).
Menyitir risalah rapat koordinasi di tingkat Kementerian Koordinator Perekonomian yang diterima Bisnis, selama periode Oktober—Desember 2019, pemerintah telah menerbitkan persetujuan impor (PI) sebesar 252.630 ton GM untuk lima perusahaan. Jumlah tersebut telah terealisasi 100 persen sampai awal tahun.
Pemerintah pun kembali menerbitkan persetujuan impor pada 19 Februari 2020 dengan volume 35.000 ton. Sampai 6 Maret 2020, total persetujuan impor yang dikeluarkan berjumlah 216.172 ton dan diberikan kepada 8 perusahaan. Jika dikalkulasi dengan rencana importasi terbaru, maka total impor yang akan masuk dapat mencapai 1,01 juta ton.
Agus mengatakan bahwa stok gula yang terdata oleh Kemendag dan tersebar di gudang-gudang distributor di seluruh Indonesia saat ini hanya berjumlah 159.000 ton. Dia menyatakan bakal ada tambahan pasokan gula impor yang masuk pada akhir Maret ini sebesar 216.000 ton dan 252.000 ton pada April mendatang.
Baca Juga
"Jadi sampai Agustus nanti, target kita stok gula yang ada sekitar 670.000 ton Tentu impor kita sesuaikan dengan waktu panen gula tebu di dalam negeri," kata Agus.
Terkait kenaikan harga gula yang terpantau terjadi dalam beberapa pekan terakhir, Agus mengemukakan bahwa pemerintah telah menerjukan tim Satgas Pangan. Pengecekan di setiap gudang gula disebutnya bakal dilakukan untuk mencegah praktik penimbunan.
Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto menyebutkan bahwa stok yang tersedia saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tiga minggu. Dia pun memastikan tambahan impor tak akan terlambat karena proses pengolahan gula mentah menjadi gula kristal putih (GKP) hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga hari.
Keputusan menambah alokasi impor ini pun disebut Suhanto tak lepas dari perkiraan giling tebu lokal tahun ini yang diperkirakan mundur.
"Ini biar aman stok gula sampai bulan Juni. Karena musim giling mundur, jadi kita antisipasi," kata Suhanto.
Untuk negara pemasok gula, Suhanto mengatakan hal ini akan tergantung pada keputusan importir. Namun berdasarkan arahan dari Menteri Perdagangan, sebagian impor diharapkan dapat dipasok dari India mengingat kedua negara telah menyepakati kesepakatan dagang.