Bisnis.com, JAKARTA – Dampak penurunan harga minyak dunia dalam jangka menengah dan panjang akan memengaruhi program kerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun ini.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan bahwa penurunan harga minyak dunia diprediksi berdampak terhadap investasi di sektor hulu migas nasional. Menurutnya, para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) akan lebih wait and see ke depannya.
“Bisa-bisa melorot juga ya investasinya, paling ya program kerja ditunda oleh KKKS,” katanya, saat dihubungi Bisnis, Senin (9/3/2020).
Hanya saja, pihaknya belum dapat menyimpulkan besaran dampak yang terjadi akibat penurunan harga minyak.
Di sisi lain, PT Pertamina EP memastikan tidak akan memangkas produksinya walaupun harga minyak dunia pada saat ini sedang terperosok.
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan bahwa pihaknya terus adaptif dengan situasi pelemahan harga minyak. Pasalnya, fluktuasi harga minyak merupakan suatu hal yang wajar.
Baca Juga
“Kalau kami menghentikan kegiatan, nanti dampaknya jangka panjang, ketika harga minyak naik, kami tidak punya apa-apa,” katanya di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Menurutnya, selain harus menghadapi pelemahan harga minyak, pihaknya juga harus bersiap jika nantinya harga minyak berbalik naik. Nanang menuturkan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, perseroan mampu melewati masa-masa sulit tersebut.
“Pokoknya gini, kami akan adaptif dengan situasi, kan kami sudah pernah 2016 di bawah US$30 per barel. Kami survive terus,” ungkapnya.
Sementara itu, penurunan harga minyak dunia tidak menghentikan langkah perseroan untuk melakukan investasi ke depannya.
Menurutnya, Pertamina EP akan melanjutkan investasi di sektor hulu, termasuk dengan proyek enchanced oil recovery (EOR) perseroan. Kendati demikian, perseroan akan lebih selektif ke depannya.
“Kami menggunakan biaya yang selektif mungkin. Hal-hal yang tidak berhubungan dengan produksi dan peningkatan cadangan dan sebagainya ya kami tidak lakukan,” jelasnya.