Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina EP menyebut penurunan harga minyak mentah Indonesia pada Februari 2020 tidak terprediksi oleh perseroan. Kondisi tersebut diprediksi bakal memengaruhi kinerja perseroan.
Direktur Utama Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf, menilai faktor dominan yang menyebabkan rendahnya harga minyak adalah multiplier effect, dari pelemahan ekonomi China yang terdampak oleh virus corona atau covid-19.
“Karena harga minyak turun, otomatis mengganggu pencapaian target revenue dan profit,” katanya kepada Bisnis, Jumat (6/3/2020).
Baca Juga
Nanang menilai kondisi pelemahan harga minyak akan sangat bergantung pada seberapa cepat penanganan virus corona, sehingga kegiatan industri dapat pulih kembali.
Untuk mengantisipasi penurunan harga minyak, Pertamina EP bakal menjalankan efisiensi guna mengantisipasi fluktuasi harga minyak yang mengalami tren penurunan. “Upaya antisipasinya melakukan upaya-upaya efisiensi di segala bidang,” jelasnya.
Berdasarkan laporan Tim Harga Minyak Indonesia, hasil formula Indonesian crude price (ICP) pada Februari 2020 mencapai US$56,61 per barel. Nilai tersebut tercatat melemah US$8,77 per barel jika dibandingkan dengan ICP pada Januari 2020 US$65,38 per barel.