Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) diperkirakan akan tetap tertekan pada semester I/2020 terutama pada kuartal II/2020 seiring dengan upaya preventif dari China bersiaga menghadapi virus corona (Covid-19).
HBA kembali merangkak naik pada Maret 2020 mencapai US$67,08 per ton. Kenaikan tersebut sebesar 0,28 persen dari posisi pada Februari 2020 yang sebesar US$66,89 per ton. Adapun HBA di Januari 2020 sebesar US$65,93 per ton.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan kenaikan HBA dari Januari hingga Maret ini terjadi karena upaya preventif power plant di China untuk mengamankan persediaan stok batu bara, antisipasi produksi domestiknya terkendala selama outbreak virus Corona (Covid-19).
"Pada akhir Februari 2020, 75 persen kapasitas produksinya sudah kembali. Permintaan negara lain seperti India, Korea, Malaysia dan Filipina cukup stabil. Tidak menjadi faktor koreksi harga yang besar," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (6/3/2020).
Harga batu bara Indonesia diperkirakan akan tetap tertekan pada semester I/2020, terutama pada kuartal II/2020. Hal ini karena imbas lemahnya ekonomi.
Saat ini, lanjutnya, situasi Covid-19 sudah mulai bisa dikendalikan di China. Kendati demikian, ada potensi penyebaran di negara lain seperti Korea Selata, Iran, Italia, dan negara Asean lainnya termasuk Indonesia.
Baca Juga
"Jika penyebarannya tidak bisa tertangani atau dikendalikan di negara tersebut. Imbasnya jelas akan mengkoreksi perekonomian, termasuk demand tehadap batu bara," tutur Rizal.