Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I memprediksi kehilangan pendapatan hingga Rp40 miliar per bulan akibat tidak beroperasionalnya rute penerbangan menuju ke China.
Direktur PT Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan telah mengoperasionalkan 35 penerbangan langsung per harinya ke China melalui Bandara Ngurah Rai di Bali. Faik memaparkan adanya kebijakan penyetopan penerbangan ke China membuat bandara berkode DPS tersebut menyebabkan penurunan pergerakan hingga 7.800 penumpang per harinya.
Selain melalui DPS, AP I juga melayani rute ke China melalui bandara Sam Ratulangi di Manado. Namun, ujarnya, jumlahnya tidak sebanding dengan Bali karena hanya bersifat penerbangan sewa.
“Secara finansial dampaknya per bulan sekitar Rp40 miliar dari tidak beropersionalnya penerbangan ke China. Salah satu cara terbaik memang stakeholder dan yang terkait bisa mengintegrasikan aktivitas. Dibiarkan terlalu lama dampaknya nggak bagus,” jelasnya, Sabtu (22/2/2020).
Operator bandara pelat merah tersebut juga masih menyusun strategi lebih lanjut dalam mengantisipasi kerugian yang timbul akibat penyebaran virus coroana tersebut.
Faik menilai kebijakan pemerintah dalam memberhentikan sementara penerbangan ke China untuk memastikan terjaganya tingkat kepercayaan wisatawan mancanegara dalam melakukan perjalanan ke Bali. Guna mendukung hal tersesbut, manajemen akan berupaya meningkatkan trafik internasional di luar China dan menumbuhkan kembali perjalanan wisatawan domestik.
Baca Juga
Pihaknya juga tengah berkonsolidasi menawarkan daya tarik harga tiket. Hal itu dengan memberikan insentif potongan tarif yang akan diberikan baik kepada penumpang dan maskapai. Realisasinya, kata dia, masih bergantung dari arahan pemerintah pusat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan insentif akibat penundaan sudah final tapi akan diumumkan bersama dengan Menteri-menteri lain yang terlibat.
"Saya memang menambahkan apabila ada diskon yang dilakukan penerbangan dengan menurunkan avtur. Maka itu akan lebih maksimal, satu dua hari ini akan rapat dengan Menteri BUMN [Erick Thorir] dan Menteri ESDM [Arifin Tasrif] untuk rekomendasi harga avtur," paparnya.
Menurutnya, dengan harga avtur lebih kompetitif dan lebih baik maka maskapai penerbangan bisa menurunkan harga disambung dengan insentif itu akan signifikan.
Dia memproyeksikan paling tidak dengan relaksasi harga avtur dan insentif akan menurunkan harga tiket antara 15 - 20 persen.
Terkait insentif terangnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah final membahas hal tersebut. Dengan demikian, usulan insentif ini dapat segera diajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk selanjutnya diumumkan ke publik.
Bentuk insentif, tekannya akan diumumkan pada pekan depan.