Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembatasan Terbang ke China, AP I Kehilangan Rp40 miliar per Bulan

AP I mengoperasionalkan 35 penerbangan langsung per hari ke China melalui Bandara Ngurah Rai di Bali. Kebijakan penyetopan penerbangan ke China membuat bandara berkode DPS tersebut mengalami penurunan pergerakan hingga 7.800 penumpang per hari.
Calon penumpang pesawat berada di kawasan Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (6/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf
Calon penumpang pesawat berada di kawasan Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (6/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I memprediksi kehilangan pendapatan hingga Rp40 miliar per bulan akibat tidak beroperasionalnya rute penerbangan menuju ke China.

Direktur PT Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan telah mengoperasionalkan 35 penerbangan langsung  per harinya ke China melalui Bandara Ngurah Rai di Bali. Faik memaparkan adanya kebijakan penyetopan penerbangan ke China membuat bandara berkode DPS tersebut menyebabkan penurunan pergerakan hingga 7.800 penumpang per harinya.

Selain melalui DPS, AP I juga melayani rute ke China melalui bandara Sam Ratulangi di Manado. Namun, ujarnya, jumlahnya tidak sebanding dengan Bali karena hanya bersifat penerbangan sewa.

“Secara finansial dampaknya per bulan sekitar Rp40 miliar dari tidak beropersionalnya penerbangan ke China. Salah satu cara terbaik memang stakeholder dan yang terkait bisa mengintegrasikan aktivitas. Dibiarkan terlalu lama dampaknya nggak bagus,” jelasnya, Sabtu (22/2/2020).

Operator bandara pelat merah tersebut juga masih menyusun strategi lebih lanjut dalam mengantisipasi kerugian yang timbul akibat penyebaran virus coroana tersebut.

Faik menilai kebijakan pemerintah dalam memberhentikan sementara penerbangan ke China untuk memastikan terjaganya tingkat kepercayaan wisatawan mancanegara dalam melakukan perjalanan ke Bali. Guna mendukung hal tersesbut, manajemen akan berupaya meningkatkan trafik internasional di luar China dan menumbuhkan kembali perjalanan wisatawan domestik.

Pihaknya juga tengah berkonsolidasi menawarkan daya tarik harga tiket. Hal itu dengan memberikan insentif potongan tarif yang akan diberikan baik kepada penumpang dan maskapai. Realisasinya, kata dia, masih bergantung dari arahan pemerintah pusat.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan insentif akibat penundaan sudah final tapi akan diumumkan bersama dengan Menteri-menteri lain yang terlibat.

"Saya memang menambahkan apabila ada diskon yang dilakukan penerbangan dengan menurunkan avtur. Maka itu akan lebih maksimal, satu dua hari ini akan rapat dengan Menteri BUMN [Erick Thorir] dan Menteri ESDM [Arifin Tasrif] untuk rekomendasi harga avtur," paparnya.

Menurutnya, dengan harga avtur lebih kompetitif dan lebih baik maka maskapai penerbangan bisa menurunkan harga disambung dengan insentif itu akan signifikan.

Dia memproyeksikan paling tidak dengan relaksasi harga avtur dan insentif akan menurunkan harga tiket antara 15 - 20 persen.

Terkait insentif terangnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah final membahas hal tersebut. Dengan demikian, usulan insentif ini dapat segera diajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk selanjutnya diumumkan ke publik.

 Bentuk insentif, tekannya akan diumumkan pada pekan depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper