Bisnis.com, JAKARTA - Agen kargo udara merasa tercekik biaya tinggi hingga tiga kali lipat dan menanggung waktu transit yang lama akibat penghentian sementara penerbangan dari dan ke China sebagai antisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.
Managing Director PT Transtama Logistics Ade Wellington Adrian menuturkan dampak tidak adanya penerbangan dari dan ke China terhadap pengiriman selama dua minggu ini sudah sangat terasa, bukan saja di Indonesia tapi di dunia umumnya.
"Sebagai contoh untuk ekspor, harga ekspor contohnya Bandara Soekarno-Hatta ke China mainland sudah menyentuh harga Rp40.000/kg, sementara sebulan-dua bulan lalu masih di level Rp10.000-Rp15.000/kg, naiknya sudah tiga kali lipat," jelas Ade kepada Bisnis.com, Kamis (20/2/2020).
Demikian juga dengan barang impor dari China, katanya, biaya pengirimannya menjadi melonjak signifikan. Hal tersebut tentu merepotkan para agen kargo yang menjadi penyalur barang-barang tersebut.
Menurutnya, selain mahal, waktu transit pun menjadi lebih lama dari tiga hari menjadi tujuh hari akibat virus Corona ini. Biaya logistik para agen kargo baik ekspor dan impor menjadi semakin tinggi dan akan berdampak ke konsumen maupun produsen.
"Mau tidak mau harus berani sewa mengunakan freighter [pesawat khusus kargo] atau dengan moda lain misalnya sea-air. Hal ini untuk menurunkan harga dan transit time udara yang sudah mencapai satu pekan," paparnya.
Baca Juga
Dia berpendapat tanpa adanya alternatif, maka harga akan semakin melangit dan transit time bisa lebih dari 1 pekan. Kalau sudah begitu, angkutan udara menjadi lebih lama daripada menggunakan kapal laut.