Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Goyang, Ini Kalkulasi Sri Mulyani Terhadap Indonesia

Besarnya hubungan dagang antara Indonesia dengan China membuat ekonomi nasional turut terdampak setelah negeri Panda itu diserang virus Corona.
Kondisi jalanan sepi pasca menyebarnya virus corona di Shanghai, China. Bloomberg/Qilai Shen
Kondisi jalanan sepi pasca menyebarnya virus corona di Shanghai, China. Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan setiap 1% penurunan pertumbuhan ekonomi China bakal berdampak ke Indonesia dengan penurunan sebesar 0,3%-0,6%.

Penurunan pertumbuhan ekonomi yang turut merembes ke Indonesia tersebut terutama disebabkan oleh merosotnya kunjungan wisatawan dari China yang kontribusinya mencapai 13% dari total wisatawan. Secara umum, wisman dari negara lain juga bakal urung berkunjung ke Indonesia akibat wabah virus Corona.

"Wisman mereka itu 173 juta wisman sendiri. Kalau tidak ada penerbangan, maka kunjungan wisman sebanyak itu hilang dan dampaknya signifikan," ujar Sri Mulyani, Rabu (19/2/2020).

Disrupsi juga bakal timbul dari sisi ekspor dan impor karena China termasuk mitra dagang utama dari Indonesia. Tercatat, 27% dari keseluruhan impor nonmigas Indonesia berasalkan dari China, sedang ekspor Indonesia ke China mencapai 16,7% daru keseluruhan ekspor.

Besarnya relasi ekonomi antara Indonesia dengan China ini berpotensi menekan kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi, current account deficit (CAD), aliran modal masuk, dan bahkan penerimaan fiskal yang berpotensi tertekan dari sisi bea masuk dan PNBP SDA.

Meski demikian, dampak perlambatan ekonomi China terhadap perekonomian Indonesia masih sangat bergantung pada seberapa lama virus Corona terus mewabah dan bagaimana China merespons wabah tersebut.

"Semua proyeksinya masih bercabang, apakah virus Corona ini outbreak, atau pandemik, atau epidemik. Respons China atas virus Corona itu juga berpengaruh," kata Sri Mulyani.

Apabila larangan berpergian di China masih tetap berlaku pada dua minggu ke depan, maka dapat dipastikan aktivitas perekonomian di China masih akan tetap rendah dan berpengaruh pada ekonomi China.

Namun, Sri Mulyani meyakini bahwa China sudah memiliki langkah countercyclical untuk kembali menstimulus perekonomiannya. "Biasanya mereka efektif untuk urusan itu, contohnya pada krisis global 2008," kata Sri Mulyani.

Oleh karena itu, dari sisi fiskal Sri Mulyani mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan langkah countercyclical dengan mempercepat aliran dana desa dan bansos serta memberi stimulus kepada sektor terdampak yakni pariwisata.

"Kami saat ini sedang finalkan insentif untuk sektor pariwisata untuk penumpang mencapai tujuan wisata dan travel agent. Ini sedang kita finalkan dan insentifnya akan segera dikucurkan," kata Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper