Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbangi Rute Domestik, Biaya Operasional Batik dan Lion Justru Tinggi

Tingginya biaya operasional dipengaruhi oleh harga suku cadang (spare part), tenaga kerja, hingga harga minyak.
Petugas menjemput bagasi pesawat Lion Air, di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Sabtu (11/3/2017)./Bisnis-Endang Muchtar
Petugas menjemput bagasi pesawat Lion Air, di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Sabtu (11/3/2017)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air dan Batik Air yang beroperasi di dalam negeri ternyata menanggung biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan Thai Lion Air dan Malindo.

Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana mengatakan tingginya biaya operasional dipengaruhi oleh harga suku cadang (spare part), tenaga kerja, hingga harga minyak.

"[Biaya operasional] satu jam Malindo terbang lebih mahal dibandingkan dengan Batik Air. Satu jam Lion Air terbang dengan satu jam Thai Lion Air, lebih mahal Lion," paparnya, Senin (17/2/2020) malam.

Dia menjelaskan bea masuk suku cadang pesawat yang tidak bisa diperbaiki di Indonesia dan harus ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia hingga Hong Kong. Perbaikan tidak bisa dilakukan di dalam negeri karena untuk mendatangkan suku cadang dikenakan bea masuk.

Hal tersebut, lanjutnya, yang membuat bengkel pesawat di Indonesia tidak kompetitif karena sebelum sudah menanggung harga suku cadang sebelum mematok tarif jasa. Keberadaan suku cadang di dalam negeri membuat arus kas perusahaan lebih besar karena tidak perlu mengirim pesawat untuk perbaikan di luar negeri.

Pihaknye menuturkan selain suku cadang, komponen lainnya adalah terkait dengan tenaga kerja. Namun, yang paling signifikan berimbas adalah komponen harga minyak yang bisa mencapai lebih dari 40 persen dari total biaya operasional.

Dia menyarankan agar pertamina bisa menjual lebih murah untuk kawasan Timur Indonesia dengan subsidi dari harga BBM di Jawa. Hal itu, dapat menurunkan tarif dan menggairahkan kembali frekuensi penerbangan dan pergerakan penumpang ke wilayah Timur Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper