Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berharap agar pemerintah bisa menambah kuota pembiayaan untuk rumah bersubdisi hingga dua kali lipat dari yang dianggarkan pada tahun ini. Usulan tersebut sudah disampaikan ke pemerintah.
Direktur Finance, Treasury & Strategy BTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan bahwa pembiayaan rumah bersubsidi harus tetap menggunakan anggaran pemerintah. Oleh karena itu, BTN hanya bisa memberikan usulan untuk menambah kuota.
“Kami memang sedang dan akan menjajaki kemungkinan adanya kuota tambahan, membahas juga dengan industri perumahan agar [perumahan subsidi] juga bisa menjadi stimulus perekonomian. Mudah-mudahan dapat,” ungkapnya usai melakukan konferensi pers di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Nixon mengungkapkan salah satu yang menjadi usulan BTN adalah mempercepat pelaksanaan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dan juga menambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah.
“Kita usulkan salah satunya penambahan kuota APBN, kalau bisa double lebih baik. Mekanismenya belum tau, karena kan baru usulan, kan pasti banyak hitungan di pemerintah dan prosesnya juga enggak gampang,” ucapnya.
Saat ini, pemerintah baru menganggarkan pembiayaan rumah bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) untuk disalurkan kepada sekitar 110.000 unit rumah.
Baca Juga
“Kami yakin pasti akan ada kebijakan baru, tetapi untuk tambahannya kami belum tahu,. Kalau dari kami [usulannya] minta tambahannya kalau bisa double dari yang sudah dialokasikan, bahkan kalau bisa sampai 300.000 unit,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Nixon menyebutkan ada 271.000 unit rumah yang sudah terbangun dan siap dijual. Hanya saja, masih memerlukan tambahan kuota agar bisa terserap secara optimal oleh masyarakat.
Dia mengungkapkan pihaknya berharap setidaknya pemerintah bisa mengeluarkan total kuota pembiayaan rumah bersubsidi sebanyak rumah yang sudah terbangun agar bisa segera dijual.