Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah harus menjaga ketersediaan stok bawang putih untuk menghindari adanya spekulan yang membuat harga melambung tinggi.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menuturkan salah satu upaya agar stok terjaga adalah dengan memiliki pemasok dari negara lain.
“Itu saya pikir pentingnya punya diversifikasi lebih baik untuk supply bahan pangan terutama ini bawang putih untuk pangan yang kita gak bisa produksi untuk demand yang cukup besar. Paling hanya 10 persen -20 persen yang bisa dipasok [dalam negeri],” kata Faisal keika dihubungi Bisnis, Selasa (4/2/2020).
Dia mengakui jika selama ini impor bawang putih Indonesia dari China memang sangat tinggi. Tak hanya itu, Indonesia juga hanya bergantung pasokan bawang putih dari China. Padahal, Indonesia seharusnya melakukan diversifikasi pemasok seperti dari India, Vietnam dan Thailand.
“Selama ini impor bawang putih kan tinggi sekali. Kalau kita hanya bergantung pada 1 negara ini akan mempengaruhi secara supply makanya perlu diversifikasi. Mestinya lebih banyak pemasok kita sehingga kalau ada virus corona seperti ini kita masih bisa dapat supply dari negara lain. Sebetulnya kan yang produksi bawang putih tidak hanya China tapi juga ada India, Vietnam, Thailand. Itu lebih baik untuk keperluan ketahanan bawang putih.”
Selain memastikan bahwa stok bawang putih aman, pemerintah juga perlu melakukan pengawasan dari sisi tata niaga untuk memantau perkembangan harga dan menekan adanya spekulan tersebut.
Baca Juga
Sementara itu, terkait dapak ke industri domestik, Faisal mengatakan tidak terlalu signifikan. Hanya saja, untuk industri pangan yang sangat bergantung pada pasokan supply bahan pangan dari China seperti bawang putih, buah-buahan dan sayuran.
“Saya gak tahu sejauh apa yang ditahan, tapi kalau bahan pangan dari China kan kebanyakan produk konsumsi. Kalau hanya untuk jenis barang konsumsi seperti itu ya gak terlalu berdampak untuk industri keseluruhan kecuali industri makanan yang dia sangat bergantung pada supply bawang putih,” katanya