Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Gejolak Harga Pangan, Distribusi Lewat Udara Jadi Solusi

Pemerintah berencana melakukan distribusi pangan melalui skema jalur udara guna menekan potensi terjadinya gejolak harga
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kemendag dan Kementan berencana melakukan distribusi pangan melalui skema jalur udara. Langkah ini dilakukan untuk menjaga stok komoditas pangan di beberapa daerah tetap terjaga.

Seperti cabai rawit merah misalnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kenaikan harga cabai rawit merah disebabkan karena dampak dari kemarau panjang tahun lalu dan banjir sehingga di beberapa daerah di Jawa mengalami penundaan penanaman.

“Karena itu hasilnya juga akan dimulai sampai Februari akhir. Tetapi di Kalimantan dan Sulawesi sementara panen karena itu supply didekatkan ke sini, kami laporkan ke Kementerian perdagangan,” kata Syahrul, Senin (3/2/2020).

Dalam hal ini dia mengatakan agar hasil panen di Kalimantan dan Sulawesi juga dirasakan oleh masyarakat di Jawa, maka dia berkoordinasi dengan Kemendag akan meningkatkan distribusi melalui laut menjadi udara.

“Ini soalnya ada di hilir bagaimana transportasi laut kita tingkatkan menjadi transportasi udara, dan kami sudah sepakat untuk membicarakan dengan Kementerian Perhubungan dan lain-lain yang bisa untuk bisa memfasilitasi. Siasat seperti ini yang dibutuhkan. Seperti bawang putih juga akan terjadi panen di beberapa daerah pada akhir Februari.”

Ketua Asosiasi Holtikultura Anton Muslim Arbi menanggap rencana pemerintah melakukan distribusi melalui jalur udara. Menurutnya, menggunakan jalur udara juga akan berdampak pada harga pangan. Sebab biaya pengiriman jalur udara lebih mahal dibandingkan jalur laut dan darat.

Di sisi lain, Anton mengatakan tidak semua wilayah di Indonesia sudah memiliki infrastruktur lapangan udara. Sehingga meskipun menggunakan jalur udara, pemerintah tetap membutuhkan jalur laut dan darat.

“Ya sekarang dari jalur udara mau jangkau ya gak bisa karena kan infrastruktur udara kita belum merata. tetap butuh dari jalur laut dan darat. kayak di Ambon misalnya, itu kan harus butuh dari laut. Kalau semuanya dari udara, berarti kan tol laut gak jalan. Tapi kan gak semua ada lapangan udara, jadi tetap akan sulit dan itu akan berdampak pada harga,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper