Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Transportasi Terbesar, Ini Alasannya

Realisasi investasi di bidang sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi jadi yang terbesar sepanjang 2019 seiring dengan peningkatan kebutuhan permintaan jasa logistik.
Ilustrasi kegiatan logistik/Reuters-Noah Berger
Ilustrasi kegiatan logistik/Reuters-Noah Berger

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi investasi di bidang sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi jadi yang terbesar sepanjang 2019 seiring dengan peningkatan kebutuhan permintaan jasa logistik.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi di sektor yang merepresentasikan logistik tersebut mencapai Rp139 triliun atau 17,2% dari total keseluruhan investasi. Jumlah tersebut terdiri dari Rp68,1 triliun penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan 70,9 triliun penanaman modal asing (PMA).

Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Zaroni Samadi menilai sumber asal investasi sektor ini lebih banyak dari PMA meski perbedaan dengan PMDN relatif kecil.

"Ini menunjukkan minat investor asing cukup tinggi untuk berinvestasi di sektor transportasi, gudang, dan telekomukasi. Pemicunya adalah kebutuhan permintaan jasa logistik dan peningkatan sektor logistik semakin meningkat," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (29/1/2020).

Dia menambahkan terutama realisasi yang meningkat guna mendukung kelancaran logistik transaksi perdagangan elektronik, baik domestik maupun internasional (cross-border).

Infrastruktur, lanjutnya, memegang peran penting dalam menentukan kinerja logistik suatu negara. Aktivitas utama logistik yang mencakup transportasi dan pergudangan, memerlukan infrastruktur pelabuhan udara (airport), pelabuhan laut (seaport), jalan raya (road), jalan kereta api (railway), dan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

Selain itu, kualitas infrastruktur logistik menjadi daya tarik bagi investor dalam membangun pabrik, mengembangkan bisnis, dan perdagangan. Peningkatan kualitas infrastruktur logistik menjadi faktor penting dalam kinerja logistik secara nasional.

Catatannya, yakni kualitas infrastruktur jalan raya menjadi isu penting dalam menghubungkan antarkota di Indonesia. Sebagian besar transportasi barang di Indonesia, terutama untuk konektivitas di Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara masih mengandalkan inland trucking, sehingga kualitas infrastruktur jalan raya menjadi faktor penting.

Zaroni menambahkan untuk meningkatkan kinerja logistik Indonesia, diperlukan fokus investasi untuk mengintegrasikan jaringan transportasi multimoda melalui penyelarasan infrastruktur jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan untuk memudahkan akses transportasi darat ke transportasi udara dan laut.

Selain itu, investasi juga diperlukan untuk penyederhanaan dokumentasi dan komunikasi transportasi logistik melalui penerapan ICT untuk perencanaan dan pengendalian transportasi logistik.

"Tuntutan terhadap infrastruktur tidak hanya mengenai kualitas, melainkan juga mengenai kapasitas dan konektivitas. Aktivitas logistik membutuhkan infrastruktur yang mampu menjadi backbone operasi transportasi yang efisien dengan kualitas yang baik," katanya.

Dia menekankan penyediaan dan pengelolaan infrastruktur logistik menjadi tantangan Pemerintah, BUMN, dan swasta, sehingga dapat meningkatkan kinerja logistik secara nasional untuk menciptakan daya saing negara.

Di sisi lain, realisasi PMDN pada triwulan IV 2019 tertinggi pada sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi, yaitu sebesar Rp23,5 triliun (22,8%).

Realisasi tersebut lebih tinggi daripada sektor Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran sebesar Rp14,2 triliun (13,7%), sektor Industri Makanan sebesar Rp10,2 triliun (9,9%), sektor Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan sebesar Rp10 triliun (9,8%), dan sektor Konstruksi sebesar Rp8,1 triliun (7,9 %).

Sementara itu, Chairman SCI Setijadi menuturkan realisasi sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi tersebut karena investor melihat tingkat pertumbuhan sektor ini tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya.

Pada 2018, misalnya, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 7,01%, sedangkan Informasi dan Telekomunikasi sebesar 7,04%.

Sebagai perbandingan, pertumbuhan PDB Perdagangan sebesar 4,97% dan Industri Pengolahan sebesar 4,27%, walaupun kontribusi keduanya terhadap PDB cukup tinggi, berturut-turut sebesar 13,57% dan 20,7% (tertinggi).

Menurutnya, investor mempertimbangkan data pertumbuhan tahun 2018 dan tahun-tahun sebelumnya, berikut proyeksi pada beberapa tahun mendatang yang diperkirakan tetap konsisten.

"Kami sendiri telah memproyeksikan pertumbuhan PDB subsektor Transportasi pada tahun 2019 sebesar 11,56% dengan nilai Rp740,4 triliun. Sementara, subsektor Pergudangan diprediksi tumbuh sebesar 12,49% dengan nilai Rp147,5 triliun," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper