Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejar Target Lifting, Pengembangan Lapangan Migas Siap Digenjot

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pengembangan lapangan migas di tiga blok pada 2020 menyusul Blok Mahakam yang proposalnya telah disetujui. 
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pengembangan lapangan migas di tiga blok pada 2020 menyusul Blok Mahakam yang proposalnya telah disetujui. 

Adapun pengembangan lapangan tersebut bertujuan untuk menggenjot produksi minyak siap jual (lifting) hingga mencapai 1 juta barel per hari (bph) dan gas sebanyak 12.000 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) pada 2030.

Hingga 30 Desember 2019, lifting minyak Indonesia baru 735.219 bph atau 94,87% dari target tahun ini. Sementara itu, pencapaian lifting gas tercapai sebesar 5.934 MMscfd atau 84,77% dari target. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan tiga blok yang ditargetkan mampu dikembangkan pada 2020 tersebut, yakni Blok Sanga Sanga di Kalimantan Timur, Blok Sakakemang di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dan Lapangan Merakes di Blok East Sepinggan, Sumatera Selatan. 

Sebelumnya, SKK Migas telah menyetujui pengembangan lapangan Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang mengajukan pengeboran 257 sumur pada 2019. Pengembangan lapangan di Blok Mahakam terbagi atas lima sektor area, yakni 200 sumur di lapangan Tunu, 18 sumur di lapangan Handil, 8 sumur di lapangan Tambora, 22 sumur di lapangan Peciko, dan 9 sumur di lapangan Bekapai. 

Potensi sumber daya dari pengembangan lapangan tersebut sebanyak 279 miliar kaki kubik (billion cubic feet/Bcf) dan 9 juta barel minyak. 

Untuk mendorong pengembangan lapangan migas pada 2020, dia menyatakan pemerintah siap memberikan dukungan sejumlah insentif fiskal berupa keringanan pajak barang, kredit, maupun skema bagi hasil.

“Pak Menteri [Menteri ESDM] sudah memberikan support bahwa kami akan lebih fleksibel di dalam melihat tingkat keekonomian. Artinya, perubahan-perubahan insentif akan memungkinkan. Dalam waktu dekat yang menjadi contoh, yaitu Sanga Sanga, sudah mengajukan proposal. Kita lihat insentif apa yang harus diberikan agar tingkat keekonomiannya masuk,” katanya, baru-baru ini. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper