Bisnis.com, PADANG — Progres pembangunan jalan tol Padang—Sicincin terbilang lambat. Padahal, Presiden Joko Widodo, pada Februari 2018, telah melakukan pemancangan tiang ruas pertama dari lima ruas proyek jalan tol Padang—Pekanbaru tersebut.
Masalah pembebasan lahan yang belum tuntas karena persoalan harga menjadi penyebab utama mengapa pembangunan jalan tol Padang—Sicincin sepanjang 30,4 kilometer itu tak kunjung bergerak.
Warga menolak melepaskan tanah milik mereka untuk pembangunan jalan tol yang pembangunannya ditugaskan pemerintah kepada PT Hutama Karya.
Pimpinan Proyek Jalan Tol Padang—Sicincin PT Hutama Karya (Persero) Ramos Pardede mengatakan bahwa lokasi trase yang ditolak warga Lubuk Alung berada di STA 17, sedangkan di Sicincin terletak di STA 30.
Dia menerangkan bahwa saat ini Hutama Karya sebagai badan usaha yang mendapat penugasan untuk menggarap jalan tol Padang—Sicincin telah mengajukan persetujuan desain pada trase selepas STA km 4,2.
"Kemungkinan trase akan bertambah ke [kilometer] 38,1, ke arah Kayu Tanam yang disebut Tarok City," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (4/12).
Baca Juga
Bila desain baru disetujui, katanya, panjang seksi Padang—Sicincin akan bertambah 8 kilometer. Namun, hal itu tidak akan menambah panjang jalan tol Padang—Pekanbaru secara keseluruhan (255 kilometer). Perubahan ini hanya akan mengurangi panjang seksi berikutnya dari Sicincin menuju Bukittinggi.