Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat serapan pusat perbelanjaan pada tahun depan diprediksi mengalami penurunan karena didorong adanya penambahan pasokan baru seiring dengan rampungnya pembangunan beberapa pusat perbelanjaan.
Head of Research JLL Indonesia James Taylor mengatakan bahwa pada tahun depan, okupansi pusat perbelanjaan akan mengalami penurunan atau berada pada kisaran di bawah 90 persen.
“Meskipun demikian, kami prediksi okupansi kembali meningkat pada tahun-tahun berikutnya,” ujarnya dalam acara paparan Market Update Jakarta Property, Rabu (16/10/2019).
Hasil riset JLL mengungkapkan bahwa hingga 2021, pasokan baru untuk pusat perbelanjaan akan mencapai 329.000 meter persegi.
Sementara itu, pada 2022—2023 diperkirakan belum akan ada tambahan pasokan baru untuk pusat perbelanjaan. Dengan demikian, tingkat serapan untuk pusat perbelanjaan akan kembali mengalami peningkatan.
Laporan JLL Indonesia menunjukkan bahwa di tengah pasokan yang masih cenderung terbatas hingga kuartal III/2019, okupansi pusat perbelanjaan masih cukup stabil yaitu pada kisaran 90 persen.
Baca Juga
Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto mengungkapkan bahwa tingginya okupansi didorong oleh langkah cepat sejumlah pemilik pusat perbelanjaan untuk melakukan perubahan komposisi penyewa dengan menggantikan sejumlah penyewa yang tutup dengan peritel baru.
“Tenant yang banyak berkontribusi berasal dari F&B [pujasera] dan fashion yang memang masih cukup aktif dan ekspansif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Vivin memprediksi penataan konsep dan perubahan komposisi penyewa oleh pemilik pusat perbelanjaan masih akan marak terjadi hingga tahun depan.
Menurutnya, langkah tersebut dilakukan untuk mengikuti perubahan perilaku belanja dan gaya hidup konsumen.