Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan perumahan juga menjadi tantangan tersediri di perkotaan, terutama untuk menerapkan pengembangan kota pintar, yang tak hanya dari sisi penggunaan teknologi, tetapi juga dari penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan.
Di Swedia, hunian berbahan pelat kayu makin diminati sebagai bahan bangunan. Kayu dinilai sebagai bahan bangunan yang dapat terbarukan dan tidak menggunakan bahan yang langka atau ketersediaannya terbatas di bumi.
“Hal ini cocok untuk mewujudkan kota pintar dari sisi pemeliharaan lingkungan karena penggunaan bahan kayu juga secara signifikan bisa membantu mengurangi kadar emisi karbon dioksida dibandingkan dengan material bangunan yang lainnya,” ungkap Krister Lindstedt, Arsitek White Architect di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Bahan kayu, sambung Lindstedt, juga merupakan bahan yang ringan dan mudah diolah, tapi memiliki daya topang yang cukup kuat. Bahan kayu juga mudah dirawat dan memberikan perasaan hangat.
“Selain itu, dalam penggunaan teknologi di rumah berbahan kayu juga mudah. Lantai kayu, misalnya, bisa dirancang agar bisa dilepas pasang sehingga struktur pipsa saluran air dan kelistrikan bisa ditambahkan atau diganti dengan mudah.”
Karakteristik kayu juga bangunan terasa lebih lega dan bisa menyeimbangkan temperatur bahkan ketika cuaca lembab. Hal positif lainnya dari penggunaan bahan kayu adalah masa ketahanannya yang tinggi.
Baca Juga
“Bangunan empat lantai di Vallanstaden Linkoping salah satunya, dibangun dengan struktur dan arsitektur berbahan kayu. Ini bisa jadi solusi lantaran membuat pembangunan mudah dirawat dan diperbaiki,” kata Lindstedt.