Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hunian TOD : Menciptakan Simbiosis Mutualisme di Jabodetabek

Setelah sekitar 5 tahun menunggu, salah satu kolaborasi ciamik antara pemerintah dan swasta—yang biasanya sulit terjadi—dalam menghadirkan prasarana transportasi umum kereta api di Jabodetabek, akhirnya terwujud.
Pengunjung mencoba virtual reality disamping maket hunian terintegrasi transportasi Stasiun Rawa Buntu yang dibangun dengan konsep Transit oriented Development (TOD) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/12/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung mencoba virtual reality disamping maket hunian terintegrasi transportasi Stasiun Rawa Buntu yang dibangun dengan konsep Transit oriented Development (TOD) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/12/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Kawasan Hunian TOD Kini Jadi Pilihan

Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Wiwik Widayanti melihat, kolaborasi tersebut merupakan sebuah simbiosis mutualisme yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak, baik bagi pengembang properti maupun operator transportasi.

“Karena adanya KRL ini merupakan sarana promosi efektif pengembang dalam menjual properti mereka. Pada sisi lain, dengan adanya pembangunan stasiun oleh swasta, selain lebih efisien juga peningkatan layanan prasarana kereta api semakin baik, sehingga saling memberikan manfaat,” ujarnya.

Menurutnya, dengan sinergi antara dunia properti dan transportasi tersebut, minat masyarakat beralih menggunakan transportasi umum diharapkan juga semakin meningkat. “Dengan demikian, sinergi ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jabodetabek saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, bagi pengembang, keberadaan stasiun tersebut dapat menjadi nilai lebih bagi kawasan perumahan yang sedang dibangun dan dipasarkan para pengembang.

Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan, infrastruktur termasuk jalan dan konektivitas lainnya, sangat berdampak pada faktor akses yang tinggi dalam sebuah proyek properti, termasuk perumahan. “Faktor ini akan memberikan nilai lebih bagi konsumen,” ujarnya.

Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan hal senada. Menurutnya, kemudahan mendapatkan akses transportasi umum, menjadi salah satu pertimbangan penting bagi masyarakat dalam mendapatkan properti.

“Selain harga, untuk di Jabodetabek yang penuh kemacetan, kemudahan dalam mengakses transportasi publik menjadi salah satu alasan penting bagi calon pembeli properti,” tuturnya kepada Bisnis, Minggu.

Menurutnya, apa yang dilakukan Metland tersebut dinilai sangat tepat, terlebih properti yang dikembangkannya memang berada di sekitar lokasi tersebut. Pasalnya, dari apa yang dilakukannya itu, dipastikan juga bakal mengerek harga properti yang sedang dibangunnya tersebut..

“Tentu pengembang sudah melakukan perhitungan bisnis secara matang kenapa bersedia mengeluarkan dana sendiri untuk membangun stasiun tersebut. Pasti bakal berimbas pada kenaikan value properti mereka,” ujarnya.

Direktur Utama PT WIKA Realty Agung Salladin mengatakan, apabila melihat perkembangan infrastruktur di Indonesia atau Jabodetabek saat ini, tren ke depan pengembangan kawasan hunian berkonsep TOD memang menjadi pilihan.

“Orang ingin bisa kerja enggak jauh dari rumah, butuh akses mudah. Nah, dengan banyaknya angkutan massal tentu memudahkan aksesibilitas orang yang tinggal. Itu akan lebih lengkap lagi kalau kawasannya luas, dan didukung akses pusat perbelanjaan, pendidikan serta rumah sakit,” ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya saat ini juga masih berkonsentrasi dalam hal pengembangan hunian berkonsep TOD dari Kereta Cepat Jakarta—Bandung, karena Wijaya Karya sebagai induk usaha, telah ditugaskan sebagai leader untuk proyek tersebut yang ditargetkan beroperasi 2021.

Meski demikian, pihaknya juga telah merencanakan pengembangan kawasan TOD lainnya, seperti di MT Haryono yang akan menempel dengan stasiun light rail transit (LRT) Jabodetabek.

Selain itu, pihaknya juga akan mengembangkan tanah milik Pulomas yang menghubungkan dengan Stasiun LRT Pulomas. “Di Bandung juga ada dengan KAI yang akan terintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta—Bandung,” ujarnya.

Menurutnya, proyek-proyek tersebut selain memang tujuannya untuk property development, juga dimaksudkan untuk property investment, agar mendapatkan recurring income, sehingga perusahaan menjadi semakin stabil dalam hal operasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper