Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu pemicu perlambatan kenaikan harga rumah yang terjadi pada kuartal kedua tahun ini adalah adanya penurunan minat beli yang dibuktikan dengan penurunan penjualan 11 persen pada harga rumah di segmen Rp2 miliar ke atas.
Pasalnya, kata CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, momen Lebaran dan musim sekolah yang memasuki tahun ajaran baru kemungkinan membuat para pengembang tidak menaikkan harga karena penjualan relatif menurun.
"Memang terjadi penurunan penjualan sebanyak 11,20 persen, itu terjadi paling banyak di segmen atas. Namun, pada penjualan di segmen Rp500 juta hingga 1 miliar memang ada kenaikan," ujarnya kepada Bisnis, (12/8/2019).
Ali memprediksi pada kuartal ketiga 2019 akan terjadi kenaikan meskipun tidak terlalu tinggi.
Hal ini terjadi karena siklus properti berada di putaran bawah selama 6 tahun belakangan, di sisi lain, siklus properti juga tertahan karena adanya pemilihan presiden yang mengakibatkan pasar masih dalam kondisi melihat dan menunggu.
Dari sisi daya beli, Ali menuturkan bahwa perekonomian telah membaik terlihat dari adanya inflasi yang sudah bertumbuh 3 persen, pertumbuhan rumah nasional 5,13 persen, suku bunga pun juga menurun hingga 5,75 basis poin.
Baca Juga
Ali memperkirakan hal itu akan mendorong peningkatan daya beli pada semester kedua tahun ini, yakni setelah adanya penyesuaian suku bunga yang terjadi di pasar pada akhir 2019.