Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Kelanjutan IKN hingga Angan-angan Prabowo Gibran

Nasib IKN dari investasi ini menjadi salah satu berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Minggu (11/8/2024).
Suasana senja di Ibu Kota Negara di penghujung Juli 2024./Bisnis - Akbar.
Suasana senja di Ibu Kota Negara di penghujung Juli 2024./Bisnis - Akbar.

Bisnis, JAKARTA --- Nasib kelanjutan proyek Ikbu Kota Negara (IKN) Nusantara akan ditentukan oleh minat investor lokal dan asing di masa depan. Meski pemerintah telah mengumumkan adanya ketertarikan pemodal luar negeri, namun realisasinya masih nihil.

Otorita IKN mencatat 475 letter of intent (LoI) atau surat minat investasi yang telah masuk . Namun demikian, belum ada investasi asing murni yang terealisasi di IKN. Nasib IKN dari investasi ini menjadi salah satu berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Minggu (11/8/2024). Berikut selengkapnya:

1.       Nasib Proyek IKN Berada di Genggaman Investor Lokal dan Asing

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono mengatakan bahwa dari total 475 LoI, hanya 263 LoI yang memiliki kesungguhan minat investasi di IKN, sedangkan sisanya menyatakan untuk menjadi konsultan, kontraktor, hingga vendor. 

Otorita optimis terdapat sekitar 60 investor yang kemungkinan besar akan melakukan groundbreaking di IKN. Jumlah itu juga termasuk para pemodal asing dari sejumlah negara yakni Jepang, China, Korea Selatan, Rusia dan Australia. Kemudian sekitar 45 investor dari 263 LoI sudah melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking.

Untuk menarik investasi baik dalam negeri dan asing, pemerintah telah membentuk Satgas investasi. Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja mengatakan pembentukan Satgas percepatan investasi di IKN dilakukan untuk mempercepat realisasi investasi di IKN.

Satgas juga berperan mendorong realisasi LoI atau surat pernyataan minat yang sebelumnya telah masuk. Satgas juga mendorong percepatan realisasi investasi ke IKN yang sudah ada sebelumnya hingga berwujud nota kesepahaman dan realisasi proyek. 

2.       Pasar Baterai EV Dunia Tumbuh, Pabrikan Korea Susut Pangsa

Penggunaan baterai kendaraan listrik di seluruh dunia pada paruh pertama tahun ini bertumbuh 22,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 364,6GWh. Pabrikan Korea juga mencatatkan pertumbuhan, namun pangsa gabungan mereka susut.

Pabrikan baterai Korea mencakup LG Energy Solution (LGES), Samsung SDI, dan SK On. Ketiga dikenal sebagai K-trio.

Pada paruh pertama 2024, LGES berada di peringkat ke-3 merek baterai paling banyak digunakan di dunia. Penggunaan LGES bertumbuh 5,7% dibandingkan dengan periode yang  sama tahun lalu menjadi 46,9 GWh (year-on-year/yoy).

SK On menempati peringkat ke-4 merek baterai terbesar dunia. Pada paruh pertama tahun ini, SK On mencatatkan pertumbuhan penggunaan baterainya sekira 5,4% menjadi 17,3GWh.

Adapun Samsung SDI, yang berada di peringkat ke-6 merek baterai terbesar dunia, membukukan pertumbuhan tertinggi di antara perusahaan K-trio, yakni 17,4% menjadi 16,4GWh.

Namun demikian, lantaran tingkat pertumbuhannya di bawah laju penggunaan baterai EV dunia, Namun, pangsa gabungan K-trio justru menyusut 3,0 poin persentase dari penguasaan pasar pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya 22,1%.

3.       Angan-Angan Kapitalisasi Pasar Modal Rp22.000 Triliun Prabowo-Gibran

Pemenang Pilpres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menargetkan kapitalisasi pasar modal bisa mencapai hingga Rp22.000 triliun pada 2027. 

Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Dradjad H. Wibowo mengatakan bahwa target kapitalisasi pasar market cap Prabowo-Gibran lebih tinggi dari peta jalan yang dibuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam roadmap, OJK menargetkan market cap berada di atas Rp15.000 triliun atau sebesar 70% dari produk domestik bruto (PDB) versi IMF pada tahun 2027. 

Persentase yang digunakan Prabowo-Gibran sama. Akan tetapi karena PDB nasional dipatok tinggi, market cap mengikutinya sehingga mencapai lebih dari Rp22.000 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) kapitalisasi pasar pada pekan kedua Agustus mencapai Rp12.302 triliun. Realisasi tersebut turun 0,87% dari pekan sebelumnya Rp12.410 triliun.

Sementara dilihat secara tiga bulanan, kapitalisasi pasar bursa pada kuartal II/2024 sebesar Rp12.092 triliun. Angka tersebut naik 3,43% jika dibandingkan periode sebelumnya (QtQ) Rp11.692 triliun. Jika disandingkan tahun lalu (YoY), tumbuh 27,84% dari Rp9.459 triliun.

4.       Keyakinan Properti Residensial Tetap Berkibar di Tengah Guncangan Ekonomi

Bisnis properti residensial diproyeksikan masih memiliki kinerja positif meski menghadapi sejumlah tekanan geopolitik, ekonomi global dan kondisi ekonomi nasional.

Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengatakan permintaan properti rumah tapak di semester kedua akan tetap ada dan sehat karena kebutuhan end user akan rumah masih tetap tinggi. Saat ini, permintaan akan hunian dipenuhi oleh end user. 

Namun demikian, memang kondisi daya beli melemah, insentif PPN DTP yang hanya 50% dan juga menunggu kebijakan pemerintahan baru ini membuat masyarakat mengubah keputusan terkait preferensi harga rumah.

Selain itu, kondisi yang tengah terjadi saat ini membuat konsumen membutuhkan waktu lebih lama dalam berpikir dan mengambil keputusan membeli terkait lokasi, harga dan ukuran rumah. 

Insentif PPN DTP yang diberikan pemerintah sangat berdampak pada penjualan properti. Hal itu terlihat tingkat penjualan yang tinggi dari sejak tahun 2020 hingga 2022 dan berlanjut di akhir 2023 hingga pertengahan 2024. Pada semester 1/2024 terdapat sekitar 6.000 unit rumah yang launching dengan permintaan sebanyak 6.800 unit dan tingkat penjualan sebesar 88%. 

5.       Skenario Terburuk jika Resesi AS Terjadi dan Dampaknya ke Pasar Saham

Pasar global, termasuk nasional dihadapkan dengan risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengalami resesi. Investor cemas jika hal tersebut terjadi.

Itu bisa dilihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang sepekan terakhir. Awal minggu ini, Senin (5/8/2024), tercatat mengalami pelemahan sebesar 3,4% atau 248,46 poin ke level 7.059,65. 

IHSG kemudian menguat tipis sebesar 0,86% atau 61,87 poin ke level 7.256,996 pada akhir pekan, Jumat (9/8/2024). Indeks komposit masih mencatatkan pelemahan 0,22% sepanjang tahun berjalan atau secara year-to-date (YtD).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan bahwa saat ini pasar memang diwarnai oleh kekhawatitan resesi AS. Investor gundah gulana melirik prospek perekonomian AS, termasuk tingkat pengangguran yang masih tinggi dan inflasi yang belum kunjung mereda.

Angka pengangguran di Negeri Paman Sam di luar ekspektasi para ekonom dunia. Statistik AS mencatat bahwa angka pengangguran per Juli naik menjadi 4,3%. Padahal proyeksi hanya di level 4,1%. Hal tersebut membuat lantai bursa dunia merespons negatif rapor merah pengangguran AS. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper