Bisnis.com, JAKARTA — Pasar industri layar lebar di Indonesia masih sangat diminati. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penjualan tiket bioskop sepanjang semester I/2019 sebesar 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia, Djonny Syafruddin mengatakan, peningkatan tersebut dipicu oleh adanya libur lebaran yang juga bertepatan dengan libur sekolah.
“Tren bisnis bioskop saat ini masih bagus,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (8/8/2019).
Hanya saja, Djonny mengeluhkan sikap pemerintah khususnya pemerintah daerah yang tidak menaruh perhatian terhadap bioskop-bioskop independen.
Menurutnya, perlu ada aturan khusus agar bioskop-bioskop besar seperti CGV, Cinemaxx dan XXI tidak mendominasi pasar industry layar lebar.
“Pemerintah perhatikan dong bioskop-bioskop independen, jangan ditempa bioskop besar bisa mati dia [bioskop independen]. Kecuali kalau di satu daerah belum ada bioskop, ya gak apa-apa bioskop besar itu masuk. Jangan sudah ada bioskop independen, lalu dia masuk, mati nanti. Pemda harusnya perhatikan ini, kalau bisa grup besar jangan masuk ke kabupaten dulu lah, kan sekarang [bioskop independen] lagi berkembang,” katannya.
Saat ini, imbuhnya, jumlah layar bioskop yang ada di Indonesia sudah mencapai 1900 layar. Jumlah itu merupaka gabungan antara bioskop independen dan bioskop besar.
Sementara itu, terkait minat masyarakat terhadap jenis film tertentu, dia menuturkan bahwa saat ini penonton sudah memiliki selera masing-masing.
“Jadi seimbang, antara film nasional maupun film Hollywood. Kalau filmnya gak bagus meskipun film Hollywood ya ditinggalkan,” katanya.