Bisnis.com, JAKARTA — Akhir-akhir ini main banyak bertumbuhan hotel melati hingga bintang 1 dan 2 yang bekerja sama dengan virtual hotel operator.
Hampir di setiap tempat, hotel atau penginapan yang dulunya memakai merek sendiri, kini berganti nama setelah menjalin kerja sama dengan operator.
Angra Angreni, Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial Indonesia, mengatakan bahwa virtual hotel operator (VHO) menjadi angin segar bagi pelaku bisnis atau investor di bisnis perhotelan.
Angra mengatakan bahwa segmentasi VHO adalah para para traveller, turis-turis lokal yang memiliki bujet yang minim dan menginginkan kamar standar, nyaman, dengan biaya murah, terlebih VHO yang berada di lokasi strategis.
Berbeda dengan VHO, hotel konvensional mengandalkan pangsa pasar yang berbeda, seperti pasar meeting, incentives, conference, & exhibitions (MICE), pemerintah, dan korporat. Selain menjual kamar, umumnya para pebisnis hotel juga memberi layanan paket pengadaan rapat atau pertemuan.
Kendati demikian, Angra mengatakan bahwa harga hotel cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan VHO. Kecuali harga kamar yang ditawarkan hotel bintang dua dan tiga yang dipastikan bersaing dengan VHO.
Baca Juga
"Pada dasarnya, VHO dan hotel konvensional memiliki segmentasi yang berbeda, dan tergantung target pasar dan lokasi mereka," ujarnya kepada Bisnis Senin (5/8/2019).
Oleh karena itu, Angra menyarankan supaya para pebisnis hotel bintang 2 dan 3 melakukan penyegaran dengan rebranding atau melakukan perubahan manajemen.