Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan jaringan hotel dan virtual hotel operator berbasis teknologi seperti Airy, Reddoorz, AirBnB, dan OYO memberi solusi branding untuk para pebisnis hotel di Indonesia.
Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainer Daulay mengatakan bahwa virtual hotel operator (VHO) membantu teknologi komputerisasi untuk memudahkan pemasaran hotel konvensional bintang 1 dan 2.
"Bisnis manajemen perhotelan berbasis teknologi yang mulai masuk pasar tidak dapat dicegah, ini menjadi salah satu solusi hotel konvensional untuk tetap melakukan pemasaran yang lebih baik," tuturnya kepada Bisnis, Senin (8/5/2019).
Rainer mengatakan bahwa munculnya manajemen hotel dengan berbasis komputerisasi memberi tawaran kemudahan pemasaran hotel bintang 1 dan 2, kendati hotel bintang 3 sudah membangun sistem komputerisasi di 10 tahun terakhir.
Pasalnya, biaya peralihan dan penggunaan sistem komputerisasi membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga para pebisnis hotel bintang 1 dan bintang 2 akan lebih terbantu apabila bekerja sama dengan para VHO.
"Nah, oleh karena itu, hotel-hotel konvensional suka tidak suka jika mereka ingin bertahan, meraka harus invest di sistem perhotelannya atau mereka kerja sama dengan Airy, Reddoorz, OYO, yang memiliki investasi yang lebih tinggi dengan penjualan harga kamar yang terjangkau," ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, Rainer mengatakan bahwa adanya VHO membantu para pemain bisnis hotel ataupun investor memiliki branding serta operator yang bisa mem-branding usaha mereka.
"Mereka perlu branding, mereka bakal pakai atau kerja sama dengan itu," ujarnya.
Meskipun demikian, Rainer menjelaskan bahwa segmentasi pasar VHO paling banyak diburu oleh para generasi milenial dengan puluhan juta pengguna. Kendati segmentasi pasar hotel konvensional lainnya tetap lebih dipilih oleh para koorporat yang mapan dengan umur tertentu.