Bisnis.com, JAKARTA--SilkAir, anak usaha Singapore Airlines (SIA) Group, mengaku mengalami kerugian operasional hingga 16 juta dolar Singapura akibat larangan terbang Boeing 737 MAX 8 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh Bisnis, Kamis (1/8/2019), SilkAir telah melakukan berbagai langkah sebagai upaya mengurangi dampak dari larangan terbang tersebut. Namun, hal itu tetap menyebabkan pengurangan kapasitas sebesar 1,6 persen.
Pengurangan kapasitas ini, bersama dengan pengurangan hasil sebesar 2,9 persen, menyebabkan adanya penurunan pendapatan sebesar 10 juta dolar Singapura.
Baca Juga
"Pengeluaran meningkat sebesar 6 juta dolar Singapura, terutama disebabkan biaya yang berkaitan dengan larangan terbang MAX 8. Akibatnya, SilkAir mengalami kerugian operasi sebesar 16 juta dolar Singapura dalam kuartal ini," tulis maskapai dalam siaran persnya.
Guna menekan dampak kerugian, SIA Group telah mengoperasikan layanan tambahan untuk beberapa destinasi SilkAir, seperti Kuala Lumpur, Yangon, dan Phuket sejak 1 Juli 2019.
SIA Group juga akan menambahkan layanan empat kali seminggu menuju Seattle selama periode Northern Summer, yakni pada 31 Maret 2019 hingga 26 Oktober 2019. Adapun, per 30 Juni 2019, grup maskapai asal Singapuran ini telah beroperasi menuju 63 destinasi.