Bisnis.com, JAKARTA - Singapore Airlines (SIA) dan SilkAir telah meningkatkan frekuensi layanan terpilih di jaringan penumpang mereka pada Juli dan Agustus 2020.
Kapasitas penumpang kedua maskapai ini pada Juli dan Agustus 2020 akan mencapai sekitar 6 persen dan 7 persen dari level pra-Covid-19 masing-masing. Salah satunya dalam daftar negara Asia Tenggara adalah penerbangan ke Jakarta dan ke Medan.
Berdasarkan keterangan resminya yang dikutip (14/7/2020), rute dari Jakarta – Singapura (pp) pada Juli 2020 adalah sebanyak 23 penerbangan. Serupa dengan rencananya pada Agustus 2020 (pp) sebanyak 23 penerbangan.
Rute Jakarta-Singapore akan berangkat pukul 20.15, sebaliknya Singapore-Jakarta pada pukul 18.30. Selain ke Jakarta, SIA juga telah menerbangi Medan sebanyak sembilan penerbangan (pp) pada Juli 2020 dan sembilan penerbangan (pp) pada Agustus 2020.
Rute Medan-Singapore diberangkatkan pukul 08.45. Sebaliknya Singapore-Medan mulai pukul 07.40.
Penerbangan lain yang semula dijadwalkan pada Juli dan Agustus 2020 tetapi tidak terdaftar dalam jadwal akan dibatalkan. Semua penerbangan tunduk pada persetujuan peraturan.
Sementara itu bagi pelanggan yang penerbangannya dibatalkan oleh SIA atau SilkAir akan mempertahankan nilai penuh dari bagian tiket yang tidak digunakan sebagai kredit penerbangan. Mereka juga akan diberikan bonus kredit penerbangan saat memesan ulang perjalanan mereka. Informasi lebih lanjut tentang kebijakan pengabaian perjalanan Singapore Airlines dapat ditemukan di sini.
"Selanjutnya SIA dan SilkAir akan terus menyesuaikan kapasitas kami agar sesuai dengan permintaan perjalanan udara internasional dibandingkan dengan kapasitas pada Januari 2020, sebelum dimulainya wabah Covid-19," jelas manajemen dikutip Selasa (14/7/2020).
Maskapai negeri singa tersebut telah memangkas sebesar 96 persen dari kapasitas yang semula dijadwalkan hingga akhir April, mengingat semakin ketatnya kontrol perbatasan di seluruh dunia untuk membendung Covid-19.
Kondisi ini meembuat SIA dan Silk Air mengandangkan 138 Pesawat dari total 147 armada, di tengah tantangan terbesar yang dihadapi SIA Group dalam keberadaannya. Scoot unit berbiaya rendah Grup juga menangguhkan sebagian besar jaringannya, yakni 47 armada dari total 49 pesawat.
SIA Group juga telah mendiversifikasi jaringannya dan mengatur Scoot untuk menyebarkan risikonya dan melayani berbagai segmen penumpang dan pasar. Namun, tanpa segmen domestik, maskapai penerbangan Grup menjadi lebih rentan ketika pasar internasional semakin membatasi pergerakan orang bebas atau melarang perjalanan udara sama sekali.
Singapore Airlines pun melaporkan kerugian tahunan hampir US$150 juta didorong oleh jatuhnya perjalanan udara yang disebabkan oleh pandemi coronavirus.
Grup maskapai, yang termasuk anak perusahaan SilkAir dan Scoot menderita kerugian bersih sebesar S$212 juta (US$148 juta) untuk tahun keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Maret, dibandingkan dengan laba sebesar S$683 juta tahun lalu.
Maskapai kehilangan S$732 juta pada kuartal keempat, terutama karena pengurangan pendapatan penumpang karena krisis virus meledak.
"Kekhawatiran tentang penyebaran virus, serta pembatasan perjalanan global dan kontrol perbatasan, menyebabkan jatuhnya permintaan untuk perjalanan udara selama kuartal tersebut," kata maskapai itu dalam laporan keuangannya.