Bisnis.com, JAKARTA − Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar Kementerian Pertanian mencatat realisasi peremajaan tanaman kelapa selama semester I/2019 telah mencapai 51 persen dari total 14.000 hektare (ha) lahan yang menjadi target replanting dan pengembangan.
Adapun target peremajaan untuk 49 persen lahan sisanya diperkirakan dapat rampung lebih cepat, yakni pada Agustus 2019..
"2019 sudah berjalan 51 persen. Sekitar Agustus [2019] diperkirakan bisa 100 persen karena sejak tahun lalu sudah disiapkan [benih dan lahannya]," papar Kepala Sub Direktorat Tanaman Kelapa dan Palma Lain Unggul Ametung usai mengisi diskusi yang digelar Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Besaran lahan yang menjadi target peremajaan untuk 2019 kali ini tercatat lebih rendah dibanding tahun lalu. Pada 2018, anggaran peremajaan tanaman kelapa mencakup lahan seluas 26.470 ha yang berlokasi di 21 provinsi.
Unggul mengemukakan total lahan yang berpotensi untuk diremajakan memiliki luas sekitar 500.000 ha atau 13,8 persen dari total luas kebun kelapa yang mencapai 3,6 juta ha. Sebagian lahan potensial untuk replanting ini, lanjut Unggul, adalah tanaman jenis kelapa dalam yang telah berusia tua dan rusak.
Kendati terdapat penurunan alokasi anggaran peremajaan, Unggul menyatakan peremajaan tetap bisa digenjot. Salah satunya lewat program penyediaan benih tanaman perkebunan sebanyak 500 juta batang yang dicanangkan Direktorat Jenderal Perkebunan.
Baca Juga
Unggul mengatakan komoditas kelapa memperoleh alokasi bantuan benih untuk lahan seluas 132.000 ha dalam program tersebut.
Untuk program peremajaan dan pengembangan perkebunan kelapa tahun ini, Kementan tercatat mengalokasikan dana senilai Rp32,28 miliar untuk peremajaan 12.500 ha dan Rp4,08 miliar untuk perluasan 1.500 ha. Unggul merinci bantuan peremajaan mencakup bantuan benih seharga Rp20.000/buah dan bantuan pupuk serta pestisida sekitar Rp30 juta/ha per tahun.