Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karet Terdampak Wabah Gugur Daun Tak Perlu Jadi Target Peremajaan

Program peremajaan karet tidak secara khusus menyasar tanaman yang terdampak serangan penyakit gugur daun karet.
Getah pohon karet/Istimewa
Getah pohon karet/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTAProgram peremajaan karet tidak secara khusus menyasar tanaman yang terdampak serangan penyakit gugur daun karet.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengatakan pemerintah akan tetap memfokuskan peremajaan pada tanaman yang memasuki usia tak produktif. Selain itu, lanjut Kasdi, tanaman karet yang terserang penyakit gugur daun sejatinya memiliki kemampuan untuk pulih apabila langkah penanggulangan berjalan efektif.

"Tanaman yang terserang bukan berarti tanamannya mati. Bisa pulih jika pengendalian efektif. Artinya, ini bukan tanaman yang langsung mati dan harus ditebang," katanya, baru-baru ini.

Hasil pantauan Kementan bersama PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) per 16 Juli lalu memperlihatkan cakupan lahan yang terdampak serangan jamur Pestalotiopsis sp. mencapai 381.900 hektare (ha) dan tersebar di enam provinsi sentra produksi karet.

Kasdi mengemukakan penyakit ini menyebabkan tanaman karet mengalami gugur daun berulang, bahkan di luar periode gugur alami dan secara langsung menurunkan produktivitas tanaman. Sekitar 149.600 ha lahan karet setidaknya mengalami serangan ringan, sementara 232.400 ha lainnya mengalami gugur daun dalam skala berat. 

Ia menuturkan tanaman yang terdampak masih berada di usia produktif dan bukan target utama peremajaan.

"Sebagian besar tanamannya masih pada usia produktif. Kita replanting [peremajaan] minimal kan usia 25 tahun, kalau di bawah itu terserang penyakit berarti masih usia produktif dan bukan target replanting. Ini bisa pulih kembali," tutur Kasdi.

Senada dengan Kasdi, Direktur Riset dan Pengembangan RPN Gede Wibawa mengemukakan kecepatan tanaman karet dalam membentuk tajuk daun baru sangat bergantung pada pemupukan. Di samping itu, pemupukan dengan kandungan Kalium di dalamnya ia sebut dapat meningkatkan ketahanan tanaman karet terhadap penyakit.

"Recovery tajuk pohon karet secara alami juga terjadi, tapi kalau tidak dipelihara dengan baik dalam hal pemupukan, maka kecepatan tumbuhnya bisa melambat. Hal inilah yang berpengaruh pada produksi," kata Gede saat dihubungi Bisnis, Senin (29/7/2019).

Adapun untuk mengendalikan potensi perluasan tanaman yang terdampak gugur daun, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah penanggulangan. Di antaranya lewat penyaluran bantuan pupuk kepada petani dan pengendalian dengan fungisida berbahan heksakonazol atau propikonazol.

Kasdi mengemukakan banyaknya tanaman karet yang terdampak serangan Pestalotiopsis sp. tak lepas dari dampak harga karet global yang rendah sehingga mengakibatkan petani tak sanggup mengurus tanamannya secara layakt. Guna mengurai permasalahan ini, ia menjelaskan salah satu langkah pemerintah untuk menggenjot harga karet di tingkat petani adalah melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet (Bokar) atau biasa disebut UPPB.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper