Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 6%, Indonesia Harus 'Tinggalkan' Komoditas

Jika Indonesia tidak segera melakukan revitalisasi struktur ekonomi dan mengganti produk ekspor komoditas menjadi manufaktur maka Indonesia akan memakan waktu yang lama dalam jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tengah) dan Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya ketika melepas ekspor komoditas Indonesia menggunakan kapal kontainer berukuran raksasa di Terminal JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tengah) dan Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya ketika melepas ekspor komoditas Indonesia menggunakan kapal kontainer berukuran raksasa di Terminal JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Bisnis.com, JAKARTA -- Jika Indonesia tidak segera melakukan revitalisasi struktur ekonomi dan mengganti produk ekspor komoditas menjadi manufaktur maka Indonesia akan memakan waktu yang lama dalam jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan Indonesia pernah berjaya dengan pertumbuhan ekonomi 7,5% saat mengandalkan manufaktur pada era 90-an. 
Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan terjun menuju 6,4% sampai 5% karena tidak lagi mengandalkan ekspor manufaktur tetapi ekspor komoditas.
"Lalu setelah krisis finansial Asia 1998 ekonomi kita di kisaran 5,3% dan didominasi oleh komoditas. Pelajaran dari sejarah kalau ekonomi bertumpu pada manufaktur maka kita bisa di atas 6,4%," terang Bambang di Assembly Hall, JCC, Senin (23/7/2019).
Bambang mengaku tahun ini sangat sulit pemerintah mendorong pertumbuhan di angka 5,3%. 
Dia beralasan regulasi yang rumit dan instansi yang tumpang tindih serta kurang koordinatif menjadi pemicu sulitnya aliran investasi memperlancar kegiatan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper