Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG -- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sumatra dinilai memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena berada di salah satu tempat penghasil batu bara.
Kedekatan lokasi tersebut membuat pasokan bahan baku menjadi lebih efisien. Hal tersebut akan berujung pada kepastian penyediaan listrik baik bagi kelompok industri maupun rumah tangga yang terus meningkat.
Vice President Public Relation PT PLN (Persero) Dwi Suryo Abdullah mengatakan karena berada dekat dengan lokasi tambang batu bara, khususnya yang berada di Sumatra Selatan (Sumsel), nilai ekonomis PLTU akan semakin tinggi.
"Enggak perlu lagi diangkut jauh-jauh. Kemudian, beberapa fasilitas juga ada yang tidak diperlukan karena jaraknya memang dekat. Ini nilai ekonomisnya jadi tinggi," tuturnya kepada Bisnis, Senin (29/4/2019).
Pihaknya pun berkomitmen untuk memacu infrastruktur kelistrikan di Sumatra guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat. Salah satunya adalah jaringan transmisi 275 kilovolt (kV) atau tol listrik yang akan menghubungkan Sumatra bagian selatan hingga Sumatra bagian utara, yang pembangunannya ditargetkan selesai tahun ini.
Tol listrik tersebut akan terhubung dari Lahat, Sumsel hingga Galang di Sumatra Utara (Sumut). Saat ini, tinggal satu sambungan yang masih dikerjakan, yakni dari Sarulla ke Simangkok.
Baca Juga
"Untuk tol listrik mungkin sekitar 1-2 bulan lagi. Tinggal sedikit lagi untuk pembangunan transmisinya," lanjut Dwi.
Sebelumnya, sistem kelistrikan di Sumatra telah terhubung melalui jaringan tegangan tinggi 150 kV dari Lampung hingga Aceh. Selain sistem kelistrikan yang telah terhubung melalui jaringan transmisi tegangan tinggi, masih ada beberapa sistem kelistrikan yang terisolasi dan belum dijangkau dengan gardu induk.
Hal tersebut menjadi prioritas PLN sejak 2016, untuk membangun infrastruktur transmisi dan gardu induk 150 kV serta jaringan tegangan ekstra tinggi 275 kV agar dapat menjangkau kabupaten yang saat ini belum tersaluri listrik dari gardu induk 150 kV.