Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi tanah yang kurang mendukung di beberapa wilayah menjadi tantangan bagi PT PLN (Persero) dalam membangun infrastruktur kelistrikan di Sumatra.
Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan, sebagian wilayah di Pulau Sumatra berupa rawa dan tanah gambut. Hal tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi untuk membangun infrastruktur kelistrikan, khususnya jaringan transmisi.
"Ini jadi tantangan kami di sana karena tidak mudah membangun di atas rawa atau tanah gambut. Yang terpenting pondasi harus benar-benar kuat," ujarnya saat menghadiri pelepasan Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra di Wisma Bisnis Indonesia, Senin (29/4/2019).
Dengan kerja keras PLN dan berbagai pihak yang mendukung, tambahnya, rasio elektrifikasi di Sumatra sudah mendekati 100%. Adapun berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 PLN, rasio elektrifikasi Sumatra ditargetkan mencapai 100% pada 2020.
Selain itu, PLN pun menargetkan pembangunan transmisi 275 kilovolt (kV) atau tol listrik Sumatra yang menghubungkan Sumatra bagian Selatan hingga Utara selesai tahun ini.
Tol listrik tersebut akan terhubung dari Lahat, Sumatra Selatan, hingga Galang di Sumatra Utara. Saat ini, tinggal satu sambungan yang masih dikerjakan, yakni dari Sarulla ke Simangkok.
"Untuk tol listrik mungkin sekitar 1--2 bulan lagi. Tinggal sedikit lagi untuk pembangunan transmisinya," tuturnya.
Sebelumnya, sistem kelistrikan di Sumatra telah terhubung melalui jaringan tegangan tinggi 150 kV dari Lampung hingga Aceh. Selain sistem kelistrikan yang telah terhubung melalui jaringan transmisi tegangan tinggi, masih ada beberapa sistem kelistrikan yang terisolasi dan belum dijangkau dengan gardu induk.
Hal tersebut menjadi prioritas PLN sejak 2016 untuk membangun infrastruktur transmisi dan gardu induk 150 kV serta jaringan tegangan ekstra tinggi 275 kV agar dapat menjangkau kabupaten yang saat ini belum tersaluri listrik dari gardu induk 150 kV.