Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Daging Sapi Dipatok Tinggi

Target Kadin jangka menengah adalah meningkatkan konsumsi daging sapi nasional dari 2,8 kg/kapita/tahun menjadi 5 kg/kapita/tahun.

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menargetkan dapat meningkatkan konsumsi daging per kapita dari 2,8 kg/tahun menjadi 5 kg/tahun dalam lima tahun ke depan.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan target Kadin jangka menengah adalah meningkatkan konsumsi daging sapi nasional dari 2,8 kg/kapita/tahun menjadi 5 kg/kapita/tahun.

"Kalau dilihat konsumsi Jabodetabek saja 8 kg/kapita/tahun. Kami berharap dalam 5-10 tahun bisa naik 5 kg/kapita/tahun secara nasional. Industri akan tumbuh dan berkembang besar ini perlu kebijakan," katanya.

Apabila target tersebut tercapai, Juan mengatakan sektor sapi potong nasional akan menyumbang besar bagi perekonomian negara. Sederhananya industri nasional akan setara dengan Australia. Sebagai ilustrasi, Australia dapat memotong sapi 600-1.000 ekor/hari atau Amerika 10.000 ekor/hari sedangkan Indonesia baru sekitar 50-100 ekor/hari.

Juan mengungkapkan dengan target 5 kg/kapita/tahun kira-kira industri dalam negeri bisa memotong sapi 500 ekor/hari - 1.000 ekor/ hari. Hal ini, lanjutnya, tentu saja ikut meningkatkan jumlah populasi sapi Indonesia pada kisaran 30 juta - 50 juta ekor sedangkan saat ini baru di kisaran 11 juta ekor.

Lebih-lebih, pertumbuhan industri juga akan berefek pada industri lain seperti industri gelatin, industri pupuk dan juga pakan ternak.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Gapuspindo, Joni Liano memperkirakan kebutuhan sapi impor 2019 bisa mencapai 600.000 ton. Adapun saat ini pemerintah telah mengeluarkan izin atas impor 500.000 ekor sapi bakalan yang berlaku 1 tahun. Joni memperkirakan, hingga bulan April 2019, realisasi impor bisa mencapai 120.000 ekor.

Ditjen PKH, katanya,  memproyeksikan konsumsi daging sapi nasional tahun 2019 mencapai 712.893 ton. Angka itu naik 7,6 persen dari tahun 2018 yang diperkirakan sebesar 662.540 ton. Sementara, Ditjen PKH mengestimasi, produksi dalam negeri hanya 360.397 ton.

“Artinya, ada defisit hingga 352.496 ton. Berbeda dengan angka itu, versi BPS memproyeksikan kebutuhan tahun 2019 adalah 686.270 ton. Dan, produksi nasional sekitar 404.590 ton. Berarti defisit hanya 281.680 ton," kata Joni.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper