Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia meminta pemerintah mengharmonisasikan data produksi dan kebutuhan daging sapi nasional.
Direktur Eksekutif Gapuspindo Joni Liano mengkritik perbedaan data produksi daging sapi antara Gapuspindo, Kementerian Pertanian, dan BPS.
"Saya minta kepada pemeintah untuk menentukan data mana yang diyakini sehingga tepat kebijakannya. Hati-hati ambil kebijakan karena imbasnya pengurasan populasi sapi lokal. Ingat ada program peningkatan populasi," kata Joni, Kamis (11/4/2019).
Gapuspindo memproyeksikan produksi daging sapi 2019 sekitar 356.206 ton dengan kebutuhan 782.830 ton sehingga ada defisit 426.624 ton.
Sementara Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi 360.397 ton dan kebutuhannya 712.893 ton. Jadi ada defisit 352.496 ton.
Lain halnya dengan BPS yang memproyeksikan produksi daging sapi 404.590 ton dengan kebutuhan 686.270 ton. Sehingga defisitnya lebih kecil dibandingkan dengan Kementan dan Gapuspindo, yakni 281.680 ton.
Itu sebabnya Joni mengharapkan adanya harmonisasi data produksi dan kebutuhan daging sapi nasional. Pasalnya bila terus ada perbedaan dia khawatir kebijakan yang diambil tidak akan tepat.