Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan platform e-commerce untuk meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia yang tahun ini ditargetkan meningkat 7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur Kerja Sama Pengambangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Marolop Nainggolan mengatakanm salah satu upaya untuk dapat meningkatkan peluang peningkatan ekspor nonmigas dengan memanfaatkan platform e-commerce.
"Kondisi yang terjadi saat ini di dalam perdagangan dalam jaringan e-commerce cross broder trade. Menurut cacatan, terdapat lebih dari 20 juta buah consignment note dari luar negeri pada 2018 ke Indonesia tetapi sebaliknya hanya 1% ekspor Indonesia yang tercatat menggunakan perdagangan secara elektronik," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (12/4).
Situasi ini diduga sebagai akibat dari kesalahan fokus dan target dalam rantai pembinaan yang dilakukan. Menurut Marolop, diperlukan kemudahan bagi para pelaku usaha Indonesia untuk melakukan ekspor melalui platform e-commerce Indonesia khusus ekspor agar tidak hanya produk luar negeri yang membanjiri pasar Indonesia tetapi juga sebaliknya konsumen di luar negeri dapat dengan mudah dipesan dari luar negeri.
"Ironi pun sebenarnya dihadapi di dalam negeri karena belum ada platform yang menyediakan layanan ekspor melalui perdagangan online," katanya.
Dia menilai, perlu upaya semua pihak untuk meningkatkan komitmen dan kesediaan dari para pelaku UKM untuk memasuki e-commerce.
Baca Juga
Para pengelola platform mendapat kesan bahwa pelaku usaha umumnya tidak berkeinginan berdagang melalui e-commerce karena merasa sudah cukup beruntung melalui perdagangan konvensional dalam pasar dalam negeri yang cukup besar.
Selain itu, perlu upaya bersama dalam mencapai peningkatan kapasitas (literasi) para pelaku UKM dalam melakukan perdagangan online bahkan perlu dimulai dari hal mendasar seperti penggunaan e-mail dan situs web.
Seiring meluasnya jangkauan layanan internet, bisnis e-commerce di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir telah bermunculan para pelaku kreatif sehingga perlu disediakan wadah pembinaannya.
Selain produk fisik seperti barang kerajinan, makanan dan pakaian, perdagangan dalam kategori jasa fisik seperti layanan desain grafis, jasa global customer service dan jasa digital seperti penyedia tools/ aplikasi yang berorientasi kepada pasar global telah mulai meningkat.
"Diperlukan dukungan bagi para pelaku dalam menciptakan variasi produk dan jasa, berkembang lebih jauh dalam pasar nasional serta menembus pasar global," ucap Maroliop
Dia berpendapat dengan perkembangan pasar dan kebutuhan produk digital global yang nilainya sudah lebih besar jika dibandingkan dengan perdagangan konvensional, sudah saatnya Indonesia memiliki pejabat yang khusus menangani pemasaran, promosi perdagangan melalui e-commerce.
Meskipun pemerintah telah menyediakan layanan secara digital dalam beberapa hal dipandang perlu untuk lebih responsif terhadap laju perdagangan e-commerce.
Layanan sertifikasi secara online, maupun perizinan online misalnya belum cukup untuk mendukung perkembangan e-commerce Indonesia agar dapat bersaing di pasar global. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam digitalisasi UKM di Indonesia yakni, pertama, fokus pada segmen pelaku UKM strategis yang memiliki mindset entrepreneurship, agresif dalam menghadapi tantangan dan menangkap peluang.
Kedua, penghiliran pada peningkatan produk lokal melalui peningkatan nilai tambah, unggul dalam pasar nasional, dan dapat bersaing pada pasar global. Ketiga, berorientasi ekspor business to business (B2B) dan business to customer (B2C) melalui platform global.
Sebagai salah tindak lanjut dari pertemuan ini, para peserta bersepakat perlunya sinergi dari semua pemangku kepentingan untuk pengembangan ekspor oleh UKM melalui e-commerce.
"Untuk itu, para peserta mengusulkan sebuah kegiatan percontohan yang diharapkan dapat menarik minat para pelaku usaha menggunakan e-commerce," tuturnya.
Pilot project tersebut akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat dengan memberi fokus kepada satu sektor usaha tertentu dengan tujuan pasar tertentu. "Kami akan memilih sejumlah tertentu pelaku usaha yang akan dibimbing hingga dapat melakukan ekspor menggunakan platform e-commerce. Pada akhir pilot project ini diharapkan menghasilkan 10 UKM eksportir baru," kata Marolop