Bisnis.com, JAKARTA — Momentum pemilu menopang pertumbuhan industri percetakan yang diperkirakan tahun ini mencapai 10%.
Ketua Umum Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Indonesia M. Ikhsan Ingratubun mengatakan tahun pemilihan umum memberi keuntungan bagi pengusaha yang bergerak di bidang percetakan.
“Acara pesta demokrasi menguntungkan usaha percetakan, karena mereka butuh poster, spanduk, dan lainnya. Diperkirakan pertumbuhan sekitar dua digit atau mencapai 10%. Tahun lalu hanya satu digit,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/4).
Selain karena pesta demokrasi, geliat industri percetakan tersokong banyaknya pelaku UMKM yang bergerak di sektor kuliner, fesyen, dan kriya.Pasalnya, industri percetakan—khususnya digital printing—dibutuhkan pelaku UMKM di sektor desain grafis, fesyen, kuliner, serta kriya untuk menciptakan produk yang berkualitas dalam jumlah yang fleksibel.
“Pengemasan produk dan spanduk yang menarik ini menjadi materi promosi sehingga menentukan penjualan untuk menarik minat konsumen sehingga industri percetakan ini penting,” kata Ikhsan.
Terlebih, UMKM telah memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap PDB dan menyerap porsi tenaga kerja Indonesia sebesar lebih dari 96%. Dari 60 juta UMKM di Indonesia, 55 juta di antaranya termasuk dalam kategori usaha mikro, yang dapat menghasilkan omzet Rp300 juta dalam 1 tahun.
Direktur PT Astra Graphia Tbk. Mangara Pangaribuan menuturkan, perkembangan UMKM yang pesat merupakan salah satu perhatian dari perusahaan-perusahaan percetakan. “Semakin banyak UMKM yang bergerak, tentu perekonomian juga akan terdorong untuk terus tumbuh,” ucapnya.
Tahun ini, perusahaan percetakan tersebut menargetkan pertumbuhan dua digit, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan 2018 yang mencapai 8,5%.
“Tahun ini kami optimistis Astra Graphia bisa tumbuh double digit. Kami yakin akan bertumbuh dan berfokus tentunya pada UMKM,” tuturnya.