Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) berencana bisa menjadi offtaker bagi petani jagung per tahun ini.
Perusahaan plat merah tersebut berencana masuk dalam perindustrian jagung mulai dari hulu ke hilir. Setelah melihat legitnya bisnis komoditas palawija nasional selama dua tahun terakhir di mana harga tidak pernah kurang dari Rp4.000/kg untuk kualitas bagus.
Direktur Utama PPI, Agus Andiyani mengatakan rencananya implementasi bisnis jagung bisa dilaksanakan pada tahun ini. Agus mengatakan dari sektor hulu perseroan telah siap mengakomodasi kebutuhan petani.
"Rencana [implementasi] tahun ini. Kami benih siap, tapi kita belum berani secara masif suplai benih bila dryer belum siap," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Akan tetapi Agus belum dapat membeberkan seberapa besar modal yang dimiliki perseroan untuk terjun dalam bisnis anyar itu. Melalui pesan singkat, Agus menjawab,"Sementara begitu ya."
Perihal benih jagung bekerja sama dengan Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk pengembangan inovasi badan penelitian & pengembangan pertanian melalui lisensi. Adapun benih yang akan disalurkan adalah Bima 19, Bima 20, dan SP-1.
Baca Juga
Berdasarkan portofolio bisnis pertanian PPI, perseroan telah menangani jual beli saprodi berupa pupuk subsidi, non subsidi, dan pestisida. Sementara dari hasil produksi PPI pun telah bermitra dengan petani untuk penjualan bawang merah, kentang, carica, kopi dan cabai.
Selain itu, PPI pun bermitra dengan penangkar benih untuk varietas benih padi seperti IR64, Ciherang, Towuti, dan Situbagendit.