Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) menilai tahun ini kesempatan ekspor pupuk terbuka.
Dadang Heru Kodri, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), mengatakan dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, apabila sepanjang April-September nanti musim panas basah seperti biasa, pemerintah bakal menambah alokasi subsidi area seperti tahun sebelumnya atau mendekati volume tahun lalu.
Begitu juga apabila ada tambahan lahan untuk pertanian juga pupuk bisa menambah atau tumbuh.
"Namun, apabila panas panjang sesuai prediksi Kementan, maka ada kesempatan melakukan ekspor. Prediksi APPI, harga urea internasional akan berkisar U$285-US$320 di China dan Asia Tenggara, maka kelebihan dalam negeri bisa diekspor," ujarnya Selasa (26/3/2019).
Apalagi, saat ini China akan mengurangi pabrik teknologi lama dan berbahan baku batu bara akibat peningkatan emisi, sehingga ekspor urea akan menurun.
India juga masih mengimpor pupuk karena pabrik baru yang diprogramkan belum selesai semuanya.
Baca Juga
"Dua negara ini yang berpengaruh terhadap suplai dan kebutuhan. Sisi nilai penjualan akan tumbuh," jelas Dadang.
Adapun, dia menyebutkan tantangan industri pupuk saat ini masih berupa harga gas dan ketersediaan gas.
Saat ini, pasokan gas masih belum optimal untuk Pupuk Sriwijaya, Pupuk Iskandan Muda, dan Pupuk Kujang.