Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat di tengah pembatasan ekspor pupuk dari berbagai negara, impor pupuk Indonesia (HS 31) masih meningkat sebesar US$45,1 juta secara bulanan.
"Impor pupuk berasal dari Yordania, Kanada, dan Mesir," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, dalam siaran pers virtual, Rabu (15/6/2022).
BPS sebelumnya memaparkan ada empat negara yang membatasi ekspor pupuk akibat Perang Rusia-Ukraina antara lain Rusia, China, Vietnam, dan Kirgistan. Sejauh ini, importir utama pupuk ke Indonesia berasal dari Rusia dan China.
Selain pupuk, peningkatan impor komoditas terbesar adalah gula dan kembang gula (HS 17) menjadi US$106,8 juta atau meningkat 18,22 persen. Kedua komoditas ini berasal dari Thailand, Brasil dan Mesir.
“Bahan bakar mineral [HS 27] meningkat US$74,6 juta, daging hewan [HS 02] US$66,2 juta, dan logam mulia (HS 71) US$46,2 juta,” ujarnya.
Selanjutnya, Setianto mengatakan komoditas yang mengalami penurunan terbesar adalah serealia (HS 10) minus US$62,5 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) turun US$65,2 juta, ampas dan sisa industri makanan (HS 23) US$103,5 juta, besi dan baja (HS 72) turun US$254,4 juta, mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya (HS 85) minus US$254,9 juta.
Sementara itu, BPS mencatat impor Indonesia secara totalnya mengalami penurunan secara bulanan sebesar 5,81 persen dibanding April 2022 atau mencapai US$18,61 miliar. Hal ini dikarenakan penurunan nilai impor komoditas seperti mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya (kode HS 85), turun 11, 16 persen. Kemudian besi dan baja (HS 72) turun 22,81 persen.
“Kemudian jika dilihat secara tahunan di bulai Mei ini meningkat 30,74 persen dibanding Mei 2021. Namun demikian peningkatan yang terjadi tidak sebesar peneingkatan pada Mei 2021 yang mencapai 68,9 persen secara tahunan,” ujar Setianto.