Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 218 unit rumah khusus (Rusus) untuk korban banjir yang terjadi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Desember 2016 lalu.
Banjir tersebut mengakibatkan ribuan rumah terendam dan sebagian rumah yang berada di bantaran sungai mengalami rusak berat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan rumah khusus ini merupakan program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus.
"Misalnya kebutuhan untuk nelayan, pemukiman kembali korban bencana atau pengungsi, guru, tenaga medis, TNI/Polri, dan petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil," kata Basuki, dikutip melalui keterangan resmi, (20/1/2019).
Dari total 218 unit, pada tahap I dibangun sebanyak 90 unit dengan anggaran Rp8,7 miliar. Progres pembangunan Rusus saat ini dalam tahap penyelesaian akhir, termasuk pembuatan jalan lingkungan serta fasilitas umum, sehingga ditargetkan dapat dihuni pada April 2019.
Pada tahun 2019 dilanjutkan tahap II sebanyak 128 unit di lokasi yang sama. Saat ini masih dalam tahap usulan yang akan diverifikasi, dan untuk selanjutnya baru bisa masuk dalam tahap pelelangan.
Baca Juga
Selain memfasilitasi warga terdampak banjir Kota Bima, pembangunan Rusus tersebut juga bertujuan untuk mengurangi kawasan kumuh terutama permukiman di bantaran sungai yang melintasi sepanjang Kota Bima.
Rusus yang dibangun Kementerian PUPR pada umumnya merupakan rumah tipe 28 atau 36 yang telah dilengkapi prasarana sarana dan utilitas (PSU) seperti jalan lingkungan, drainase, listrik dan air. Kondisi tersebut diharapkan meningkatkan kenyamanan penghuni.