Bisnis.com, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menggandeng Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah dalam pembangunan dan pengoperasian Bandar Udara Tira Tangka Balang.
Penandatangan kesepakatan proyek tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara (Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Hubud Nur Isnin Istiartono dan Bupati Murung Raya Perdie M. Yoseph.
Nur Isnin berharap pembangunan dan pengoperasian infrastruktur transportasi udara di daerah tersebut sebagai fasilitas publik dapat dipergunakan untuk melayani masyarakat pengguna jasa angkutan udara dari dan ke Kabupaten Murung Raya.
"Penandatanganan kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan dan penhoperasian bandara untuk mendukung kegiatan perekonomian, perdagangan, dan peningkatan potensi wisata, khususnya di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng)," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (19/1/2019).
Moda transportasi udara yang mempunyai sifat cepat dalam melayani perpindahan orang maupun barang dengan biaya yang kompetitif menjadi pilihan bagi masyarakat Kabupaten Murung Raya, yang merupakan kabupaten terluas di Kalimantan dengan luas 27.000 kilometer (km) persegi. Hal ini mengingat jarak tempuh dari Murung Raya menuju Palangkaraya sebagai ibukota Kalteng sepanjang 400 km bisa mencapai 9 jam dengan transportasi darat.
Pembangunan bandar udara yang lokasinya tepat berada di jantung Pulau Kalimantan tersebut diharapkan mampu meningkatkan perekonomian di wilayah sekitarnya, terutama melalui sektor pariwisata.
Nur Isnin juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dengan mendorong kehadiran Bandara Tira Tangka Balang untuk pelayanan transportasi yang lebih baik kepada masyarakat. Dia menyatakan sebagai komitmen pemerintah terhadap tranportasi udara dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi negara, sekaligus juga untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka pembangunan dan pengembangan bandar udara merupakan satu keharusan.
"Untuk itu, kami berterima kasih atas dukungan pemerintah setempat yang peduli terhadap kebutuhan masyarakatnya," papar Nur Isnin.
Sementara itu, Perdie menegaskan pembangunan dan pengembangan bandara akan terlaksana dengan baik. Saat ini, pihaknya sudah membebaskan lahan seluas 82 hektare (ha) yang sempat terkendala untuk lokasi bandar udara dengan menggunakan APBD.
Pemda juga sudah membangun jalan akses berukuran 750 x 60 meter.
"Kami percaya Ditjen Hubud akan terus mendukung dan melanjutkan kesepakatan bersama ini secara konsisten terhadap pembangunan dan pengoperasian bandara yang sempat terkendala sehingga bisa terlaksana dengan baik. Mudah-mudahan kesepakatan ini dapat menghilangkan kegundahan masayarakat Murung Raya dalam pembangunan dan pengembangan bandara," tuturnya.
Perdie pun berharap kehadiran bandara ini dapat meningkatkan potensi daerah. Menurutnya, tanpa fasilitas bandara, daerah yang dipimpinnya akan terus tertinggal oleh daerah-daerah lain.
"Maka kami sangat berharap pada Kemenhub melalui Ditjen Hubud agar pada akhir 2022 bandara sudah bisa selesai dan beroperasi, sehingga dapat meningkatkan potensi daerah. Karena, saat ini, sektor perkembangan pariwisata, Sumber Daya Alam (SDA), dan kebudayaan kami seperti terkendala oleh sarana transportasi. Jadi, kehadiran transportasi udara lah harapan kami," pungkas Perdie.