Bisnis.com, JAKARTA — Astra Infra, sub holding PT Astra Internasional Tbk., di sektor infrastruktur mulai merambah bisnis solusi jalan tol di bawah naungan Astra Infra Solution.
Ekspansi ini diharapkan bisa memperkuat ekosistem industri jalan tol di Indonesia sehingga lebih menarik bagi investor.
Chief Astra Infra Solution (AIS), Krist Ade Sudiyono mengatakan pengembangan usaha dilakukan sering dinamika industri yang memunculkan investor-investor baru. Para investor tersebut, lanjut Krist tidak melulu fokus membangun dan mengoperasikan jalan tol.
"Ada yang hanya fokus develop. Ada juga yang hanya menjadikan jalan tol sebagai aset portofolio. Keduanya pasti membutuhkan operatorship," jelas Krist kepada Bisnis.com, Jumat (3/1/3019).
Menurutnya, dengan pengalaman di bisnis jalan tol lebih dari 15 tahun, Astra Infra merambah bisnis solusi. Jasa ini antara lain mencakup pengelolaan pendapatan jalan tol, pengaturan lalu lintas, dan pengelolaan aset.
Untuk tahap awal, AIS berniat untuk menangani jalan tol yang sahamnya dimiliki oleh Astra Infra. Secara keseluruhan, portofolio Astra Infra di jalan tol kini sudah mencapai enam ruas sepanjang 353 kilometer. Partisipasi modal Astra Infra di enam ruas tol itu beragam, mulai dari 25% hingga 100%.
Baca Juga
Krist menuturkan, per 1 Januari 2019, AIS sudah menangani operasional jalan tol Jombang—Mojokerto, ruas sepanjang 40,50 kilometer yang seluruh sahamnya dimiliki Astra Infra. Selanjutnya, AIS juga berencana menangani operasional jalan tol Cikopo—Palimanan dan Tangerang—Merak.
Menurut Krist, pihaknya juga melakukan penjajakan dengan para pemilik konsesi jalan di luar Grup Astra. Potensi pengelolaan ruas-ruas tol di luar Grup Astra cukup terbuka karena jumlah ruas tol bakal terus bertambah seiring dengan penyelesaian ruas-ruas baru.