Bisnis.com, JAKARTA - PT Metropolitan Land Tbk tengah menyiapkan proyek hotel baru di Kawasan Jawa Barat untuk diluncurkan pada 2019.
Direktur PT Metropolitan Land Tbk Olivia Surodjo mengatakan perusahaan membidik Jawa Barat sebagai lokasi potensial lantaran lokasinya yang tak terlalu jauh dari Jakarta dengan harga yang lebih rendah dan luasan yang lebih besar.
“Kami harap 2019 memang akan tetap ekspansif karena kalau kami selalu berpikir jangka pendek memang kondisi ekonomi tidak akan terlalu baik, tetapi kalau memperhatikan jangka panjangnya, kami tetap optimistis untuk tetap ekspansif,”ujar Olivia kepada Bisnis, Kamis (20/12/2018).
Perusahaan itu akan membangun hotel bintang empat di Kawasan Jawa Barat tanpa menyebutkan kota yang dituju. Dipilihnya hotel bintang empat, karena persaingan kamar pada segmen tersebut relatif tidak sengit dibandingkan dengan membangun hotel budget atau bintang tiga ke bawah.
“Dulu memang hotel budget sangat menarik karena paybacknya cukup cepat, tetapi semakin ke sini semakin banyak yang membangun hotel bintang tiga, sehingga persaingan semakin sengit,” paparnya.
Olivia mengatakan pihaknya masih mencari operator hotel yang tepat dan tidak menutup kemungkinan untuk memakai brand operator hotel selain Horison yang sudah banyak bekerja sama dengan Metland. “Intinya proyek ini menjadi salah satu alasan kenapa nilai belanja modal kami cukup besar,” ungkap Olivia.
Baca Juga
PT Metropolitan Land Tbk akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp800 miliar pada 2019. "Untuk belanja lahan kami bisa Rp250 miliar hingga Rp300 miliar. Selain itu, ada pembangunan infrastruktur apartemen Kaliana, Royal Vena Ubud masih konstruksi, dan Cibitung juga ditargetkan mulai tahun depan, dan lain lain. Jadi bisa sampai Rp800 miliar."
Sementara itu, perusahaan dengan kode saham (MTLA) tersebut telah mencapai nilai prapenjualan hingga November 2018 sebesar Rp1,85 triliun, termasuk pendapatan berulang. Olivia memprediksi perseroan akan mendapatkan prapenjualan Rp2,1 triliun hingga akhir tahun, lebih dari target yang ditetapkan sebesar Rp2 triliun.
Walaupun demikian, Olivia tetap akan menetapkan target yang konservatif pada 2019 mengingat kondisi ekonomi dan politik Indonesia pada tahun depan menjadi hanya sebesar Rp2,2 triliun.