Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berkomitmen untuk turut membantu ekspor produk-produk industri persenjataan nasional.
Direktur Pelaksana V LPEI Bonifacius Prasetyo mengatakan, bentuk dukungan itu adalah dengan memberikan fasilitas ekspor kepada sejumlah BUMN di antaranya PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT PAL Indonesia (Persero).
"Produk ekspor meliputi pesawat terbang dan kapal angkut yang diekspor antara lain ke Senegal dan Nepal," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (10/11/2018).
LPEI menawarkan sejumlah skema pembiayaan salah satunya adalah Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA), hal itu berdasarkan dasar hukum pendirian Indonesia Eximbank yakni UU No.2/2009.
"Dalam hal ini, LPEI dapat melaksanakan penugasan khusus dari pemerintah untuk mendukung program ekspor nasional atas biaya Pemerintah, melalui KMK No.787/KMK.08/2017," sambungnya.
Penugasan khusus adalah penugasan yang diberikan pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan dan asuransi untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional.
Untuk memudahkan akses tersebut, LPEI turut serta dalam pameran internasional bidang teknologi industri pertahanan tiga matra, Indo Defence 2018 Expo & Forum, pada 7-10 November 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Acara ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Pertahanan RI, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Keuangan RI dan juga lembaga-lembaga pemerintahan yang terkait.
Pameran tahun ini diikuti oleh 867 peserta pameran dari 59 negara. Puluhan negara sahabat mengirimkan Official Delegation untuk menyaksikan pameran internasional ini, antara lain Malaysia, Australia, Yunani, Jepang, Fiji, Belarus, Arab Saudi, Slovakia, dan Uni Emirat Arab.
"Selain untuk memperkuat kemandirian industri pertahanan dan menjalin kerja sama dengan negara lain, pameran ini tentunya sejalan dengan Nawacita Presiden RI," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Ryamizard, kemandirian industri pertahanan yang hendak dicapai Indonesia adalah mengarah menjadi produsen, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Kemandirian itu dimulai dari diperkenalkannya medium tank buah tangan kerja sama Indonesia dengan Turki yang menargetkan penjualan hingga 20.000 konsumen.