Bisnis.com, JAKARTA—KBRI Bandar Seri Begawan mendorong diaspora Indonesia di Brunei Darussalam untuk menggunakan produk Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga mendongkrak ekspor RI ke Brunei.
Dorongan tersebut disampaikan dalam kegiatan lokakarya kewirausahaan yang diselenggarakan KBRI Bandar Seri Begawan pada 1 Oktober 2018.
Pada kegiatan tersebut, Dubes RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko meminta agar pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang properti, kuliner, pertanian, peternakan, perdagangan, dan bidang lainnya untuk lebih mengutamakan penggunaan produk Indonesia.
“Dengan cara inilah maka pengusaha Indonesia di Brunei bersama mitra kerjanya yaitu warga Brunei dapat membantu perekonomian Indonesia, sekaligus perekonomian Brunei,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (3/10/2018).
Pada kesempatan tersebut, Dubes Sujatmiko juga menekankan bahwa Indonesia membuka kesempatan kepada Brunei untuk berinvestasi pada bidang apapun.
Menurutnya, letak geografis antara Indonesia dan Brunei yang saling berdekatan menjadikan kedua negara seperti dua saudara yang saling membantu. Dia menilai kedekatan geografis ini seharusnya bisa berdampak pada banyaknya produk Indonesia di pasar Brunei.
“Saya berharap agar pengusaha Indonesia yang sukses di Brunei dapat membantu menggerakkan ekonomi dalam negeri. Sementara itu, pengusaha Brunei dapat mengembangkan usaha di Indonesia dan membawa kembali keuntungannya ke Brunei,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan kegiatan lokakarya kewirausahaan tersebut digelar untuk menumbuhkan semangat usaha para warga Indonesia, termasuk pekerja migran Indonesia (PMI) baik di Brunei maupun saat kembali di Indonesia.
Menurutnya, hal-hal yang dapat dipelajari dari lokakarya tersebut adalah cara menumbuhkan dan mengembangkan usaha baru, membangun jejaring relasi di Indonesia dan Brunei, serta mempertahankan usaha yang telah dibangun agar lebih sukses.
Lokakarya juga menjadi kesempatan berbagi pengalaman pengusaha Indonesia dan Brunei yang telah sukses mendirikan perusahaan di Brunei.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan sekitar separuh dari jumlah WNI yang berada di Brunei, sekitar 83.000 orang merupakan pekerja profesional.
Dia menyebutkan, ada di antaranya yang berwirausaha, juga banyak yang bekerja di sektor formal seperti tenaga dosen, guru, perminyakan, perhotelan, wedding organizer, kecantikan, dan lain-lain.