Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membuka Pavilion Indonesia di Davos, Swiss, bertepatan dengan World Economic Forum (WEF) pada 16-20 Januari 2023. Sejumlah produk andalan Indonesia ikut unjuk gigi.
Indonesia Pavilion di Davos, Swiss, pada tahun ini menyediakan lokasi khusus yang menjadi tempat pameran produk-produk Indonesia yang ingin diperkenalkan kepada pasar internasional.
Berdasarkan pantauan Bisnis, produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) nampang di Indonesia Pavilion ialah popmie. Masih dari produk makanan dan minuman, terpantau permen Kopiko, serta biskuit Coffee Joy dan Danisa Traditional Butter Cookies yang diproduksi PT Mayora Indonesia Tbk. (MYOR) juga ditampil di Indonesia Pavilion 2023.
Tak ketinggalan, produk camilan ringan Grup Orang Tua Ma Cito dan Fullo Blasto juga diboyong ke Swiss.
Indonesia Pavilion juga membuka kedai kopi yang kali ini diisi oleh Space Coffee Roastery yang merupakan UMKM asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang merupakan mitra GoTo.
Baca Juga
Di luar produk makanan dan minuman, PT Bio Farma (Persero) juga menampilkan produk-produk unggulannya di Swiss. Mailiza Okvariani, Business Development Manager Bio Farma, mengatakan BUMN farmasi itu digendeng oleh Kementerian Kesehatan untuk memperkenalkan diri kepada publik global di Indonesia Pavilion, Davos.
Menurutnya, kehadiran Bio Farma di Davos merupakan bagian dari upaya perseroan untuk memperkenalkan merek dan produk unggulan, termasuk vaksin.
"Expo di Davos ini kami jadikan ajang untuk membangun awareness atas Bio Farma dan produk-produk grup kami. Selain itu, pastinya untuk menjalin jejaring komersial dan menangkap peluang yang potensial," ujarnya kepada Bisnis.
Selain Bio Farma, Eiger Adventure (EIGER) juga memperkenalkan merek perlengkapan luar ruang asal Indonesia di Indonesia Pavilion 2023.
Christian Sarsono, CEO PT Eigerindo Multi Produk Industri, mengatakan Eiger mendapat kehormatan untuk hadir di Indonesia Pavilion dan memaparkan rencana pembukaan toko di Swiss. Eiger juga akan menyampaikan sejarah EIGER, yang semula adalah UMKM dengan dua mesin jahit, hingga kini sudah memiliki 215 toko di Indonesia.