Bisnis.com, JAKARTA — Progres konstruksi jalan tol Balikpapan—Samarinda sepanjang 99,35 kilometer terus dikebut guna mengejar target pengoperasian ruas tersebut pada awal tahun depan.
Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda S.T.H. Saragi menjelaskan bahwa per awal Agustus 2018, pengerjaan konstruksi yang merupakan bagian pengerjaan oleh perusahaan, yakni seksi 2, 3, dan 4 sepanjang 65,82 kilometr (km) telah mencapai 63,31%.
Sementara itu, progres konstruksi seksi 1 dan 5 sepanjang 33,52 km yang merupakan bagian pemerintah dengan skema viability gap fund (VGF) telah mencapai 65,25. Secara keseluruhan, total pembebasan lahan hampir final yakni mencapai 95,47.
“Kami terus bekerja secara optimal, untuk itu dibutuhkan tim yang solid. Kami tetap berupaya dapat selesai tepat waktu,” kata Saragi melalui siaran pers, Minggu (12/8/2018).
Konstruksi jalan tol yang menghubungkan dua kota besar di Bumi Etam julukan Provinsi Kalimantan Timur itu, yakni Balikpapan dan Samarinda diharapkan rampung pada akhir tahun ini sehingga jalan tol itu bisa digunakan pada awal tahun depan.
Lima seksi dalam bagian ruas tol itu adalah Km 13 Balikpapan—Samboja sepanjang 21,95 km, Samboja—Muara Jawa sepanjang 30,05 km, Muara Jawa— Palaran sepanjang 18,20 km, Palaran—Samarinda sepanjang 17,15 km, dan Km 13 Balikpapan—Bandara Sepinggan sepanjang 11,09 km.
Baca Juga
Saragih mengatakan bahwa langkah percepatan dan pembangunan yang masif dalam pembangunan proyek itu selain dilakukan dengan berbagai inovasi konstruksi, juga dipengaruhi oleh komitmen yang kuat dari seluruh sumber daya manusia yang terlibat.
Saat ini, waktu tempuh antara Balikpapan dan Samarinda menghabiskan waktu hingga 3 jam—4 jam melalui jalan nasional sepanjang 150 km. Nantinya, waktu tempuh tersebut dapat dipersingkat menjadi hanya 1 jam.
Dengan demikian, keberadaan jalan itu dapat memangkas biaya logistik karena distribusi barang antardua kota tersebut menjadi lebih cepat.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional, jalan tol Balikpapan—Samarinda diharapkan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian dan pemerataan pembangunan di wilayah antarkota tersebut.