Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Sepatu Tetap Moncer

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) meyakini industri alas kaki akan tetap tumbuh di Indonesia.
Pengunjung memilih sepatu di pameran produk kulit./JIBI
Pengunjung memilih sepatu di pameran produk kulit./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) meyakini industri alas kaki akan tetap tumbuh di Indonesia.

Eddy Widjanarko, Ketua Umum Aprisindo, mengatakan pabrik alas kaki di China, sebagai negara pengekspor terbesar, bakal menurun pada, masa depan karena pengusaha di negara tersebut mulai beralih ke industri lain seiring dengan kenaikan taraf hidup masyarakat. Dengan demikian, ke depan China diperkirakan akan banyak mengimpor alas kaki dari negara lain, seperti Vietnam dan Indonesia.

"Yang di Vietnam juga sama, tenaga kerja industri alas kaki akan pindah ke usaha lain, sehingga pabrik sepatu kekurangan karyawan. Investor sudah melirik Indonesia karena tenaga kerja lebih gampang dicari, oleh karena itu industri sepatu tetap bagus di sini," ujarnya di Jakarta, belum lama ini. 

Eddy menyatakan industri alas kaki tetap membutuhkan tenaga manusia kendati memasuki digitalisasi. Pasalnya, produk alas kaki membutuhkan tahapan produksi yang tidak bisa digantikan oleh mesin. 

Saat ini, Indonesia berada di urutan keenam sebagai negara eksportir terbesar di dunia setelah China, Vietnam, Italia, Jerman, dan Belgia. Sepanjang tahun lalu, ekspor alas kaki mencapai 4,52 miliar euro atau naik 7,96% secara tahunan dari 4,19 miliar euro.

Dengan proyeksi dan potensi tersebut, Eddy menuturkan pemerintah harus bisa menarik investor supaya masuk untuk mengembangkan industri alas kaki. Apalagi, industri ini menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, yaitu sekitar 750.000 karyawan. 

Sementara itu, Budiarto Tjandra, Ketua Pengembangan Sport Shoes & Hubungan Luar Negeri Aprisindo, menuturkan pada 2 tahun terakhir investasi di industri alas kaki banyak dilakukan di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

"Banyak pabrik baru dibangun, sekitar 13 pabrik, baik baru maupun ekspansi. Makanya, kami optimistis industri sepatu bisa naik lagi," jelasnya.

Investor yang menanamkan modal di industri alas kaki Indonesia disebutkan sebagian besar merupakan investor asing yang berasal dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand.

Agar industri alas kaki bisa tumbuh dengan baik, produsen dalam negeri berharap pemerintah dapat memberikan insentif yang menarik untuk mendatangkan investor baru, baik di hulu maupun hilir. Salah satunya melalui pemberian insentif pajak, seperti tax holiday

Industri hulu alas kaki masih perlu dikembangkan karena saat ini sebesar 50% bahan baku masih diimpor. Sementara itu, China sudah bisa memenuhi 90% bahan baku dari dalam negeri, sedangkan Vietnam mencapai 70%. 

"Pengurusan izin amdal saja butuh 6 hingga 12 bulan dan biaya tenaga kerja tinggi dibandingkan dengan negara lain, perlu insentif untuk investasi di Indonesia," katanya. 

Pelaku industri alas kaki dalam negeri juga meminta pemerintah segera menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement, terutama dengan Uni Eropa karena menjadi pasar ekspor utama dengan pangsa pasar mencapai 31%. Apalagi, Vietnam telah mencapai kesepakatan FTA dengan Uni Eropa sehingga banyak semakin banyak permintaan ke negara tersebut. 

"Perkembangan industri alas kaki juga menuju ke digitalisasi, perlu SDM berkualitas. Hal-hal ini perlu dukungan dari pemerintah," ujar Budi.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki tumbuh sebesar 18,87% secara tahunan pada kuartal III/2018. Pertumbuhan ini mendorong manufaktur besar dan sedang tumbuh 5,01% y-o-y pada saat yang sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper